[recent]

Recent Post

3/recentposts

5 Kebiasaan Pengendara Motor di Indonesia yang Bisa Merugikan Pengendara Motor Lain

16 komentar


Sebagai makhluk sekaligus masyarakat pengguna jalan raya yang rutin riwa-riwi panas-panasan, kehujanan, kebeldukan, kelilipan, sudah jadi makanan sehari-hari atmosfer semacam itu. Maklum pengguna sepeda motor lebih leluasa menikmati jalanan sekaligus lebih tangguh menghadapi  lika-liku masalah di jalan dibanding naik roda empat. 

Roda empat kadang bikin macet kalau satu mobil isinya satu orang doang. Belum lagi pas jam kantor berangkat pagi atau pulang kerja, gajah-gajah berbaris rapi memadati jalanan, sementara si kancil aktif salip sana salip sin diantara celah gajah, pintar-pintar ambil celah biar nggak lama macet-macetan di jalan raya. 

Nggak ada transportasi umum? Aduh udah deh, transportasi umum kalah umum sama sepeda motor. Lain negara lain kebijakan, kalau bicara transportasi umum cocoknya kalau kalian ada di Inggris, Jepang, New  York sana pantes. Kalau Indonesia jangan ditanya, telat tarik gak sedikit udah kena klakson sangkakala izroil. 

Semua balik lagi ke pilihan masing-masing suka naik roda dua atau roda empat. Sempat viral saat itu artis tanah air. Shalsabila blak-blakan lebih senang naik  motor tinimbang mobil karena kalau naik motor itu bisa leluasa menikmati indahnya perjalanan.

Iya betul bisa menikmati perjalanan, tapi kalau perjalanan dari Sabang sampai Merauke auto encok seluruh badan. 

Saat jalan aku tidak hanya menyaksikan kumpulan manusia berkerumun atau lalu-lalang, tapi lebih ada bervariasi contoh kehidupan menarik untuk diambil hikmahnya. Kalau hal itu tidak baik artinya Allah berusaha mengingatkan diri ini agar senantiasa tidak lupa daratan.


1. Ada sirine ambulan bukannya auto minggir, malah  berebut ada dibelakangnya biar  ikut  jalan duluan. Hayo siapa yang pernah? Apalagi posisi macet-macetnya jalanan pas ada ambulan lewat eh kesempatan emas ini. Nggak sepeda motor nggak mobil ikut berebut dibelakang ambulan. 

Salah? Yah gimana ya, kayak ngambil kesempatan dalam kesempitan kesannya. Coba aja kalau jenazah yang ada di dalam ambulans tadi bisa ngomong, mungkin pengedara ikut-ikutan tadi auto mendelik. Ada dibelakang ambulans tapi nggak ikut takziah.

Nggak cuma sirine ambulan saja, berbagai macam mobil sirine, mobil pemadam kebakaran, mobil kepolisin yang mengawal pejabat katanya. Kalau mobil pemadam kebakaran setahuku 100 persen mengalah bakal minggir, tapi kalau mobil kepolisian ngawal pejabat atau ngawal moge nggak jelas itu, geregetan nggak mau minggir aku. Mana ada pejabat dulunya kita yang milih saat pemilu, mohon-mohon biar dipilih sekarang giliran sudah terpilih mereka menguasai jalanan, dimana kita manusia sama punya hak. 

Benar quote ini

"Pejabat yang kalian pilih, nanti merekalah yang mengklakson sekaligus menghentikan perjalanan kalian". Lupa siapa yang nulis.



2. Sudah tahu jalan ditutup diberi plagrang maaf ada kegiatan, eh masih aja di terobos dan udah dikasih tahu padahal. Apalagi jalanan itu jalan nggak pernah sepi, mendadak ditutup karena hajatan. Dari jarak sekian meter sudah ada plagrang, juga diberi jarak ukuran sepeda motor barangkali  pengendara itu tamu undangan hajatan tersebut. 

Eh aku terobos aja, pas udah deket alamat putar balik. Lebih malu lagi ngelewati orang yang jagai plagrang tadi, udah diingetin suruh belok aja malah nggak digubris maaf ya pak.


3. Menerobos zebra cross, berhenti tepat di belokan lampu TL. Akhirnya nggak kelihatan lampu TL sudah hijau. Sungguh pemandangan rutin dan sangat maklum terjadi di kota Sidoarjo. Posisi zebra cross sudah benar, pengendara suka kemajuan, alasannya biar cepat gas pol kalau sudah hijau lampunya.

Makanya nggak heran saking majunya tuh kendaraan sudah ngelewatin lampu traffic light, yang dibelakang auto klakson nggak sabaran. Biasanya kelakuan gini kelakuan roda dua, nggak mau antri panjang dibelakang ambil lajur belok kiri langsung padahal tujuannya jalan lurus, tiba di depan TL auto pede aja nerobos zebra cross, dan lebih herannya kelakukan gitu diikuti pengendara lain, pas nggak ada polisi aman saja. 

Kesel? Iya sih tapi mau gimana semua sudah sering terjadi di jalan raya, menerobos zebra cross saat kemacetan tak bisa dihindari. Bahkan polisi pun saat kemacetan kewalahan mengatur lalu lintas, maka dari itu kalau ada yang nerobos zebra cross nggak digubris polisi.


4. Lampu traffict light berwarna kuning hilang maknanya. Lampu kuning punya arti siap-siap atau aba-aba. Harusnya siap-siap berhenti, tapi nyatanya gas poll laju terus biar nggak kena lampu merah. Memang sih algoritma Traffict Light di tiap persimpangan berbeda-beda, ada merahnya lama banget, ada yang super singkat, dan kadang bikin kemacetan karena tidak ada yang mau mengalah.


5. Antri di palang pintu kereta api. Entahlah antri di seluruh lajur berlaku sejak kapan, seingatku waktu kecil antri kereta tidak serumit saat ini. Coba bayangin kita ada di lajur timur sebelah kiri harusnya lajur timur sebelah kanan kosong sebagai jalan dari mereka yang arah berlawanan. Eh sekarang enggak, semua lajur penuh pengendara motor, saat palang pintu kereta api dibuka berasa mau tawuran gess. 

Belum lagi yang nggak sabaran, sudah tutup palang kereta apinya, masih ada nekat nerobos. 

Kereta api sudah lewat, palang pintu masih akan otw kebuka. Berbondong-bondonglah pengendara kemajuan berebutan melintas padahal kereta api baru aja melintas. Nggak kebayang deh kalau sepeda motor terseret. Niat pengen cepat sampai tujuan malah cepat sampai akhirat.

Berasa mau tawuran antar kubu haha, apa ini yang ini dinamakan kegagalan pendidikan karakter. Menunggu lama akan membuang waktu saja, kembali lagi sesuai peraturan tertulis bahwa kereta api adalah mode transportasi yang harus didahulukan. Nah mode transportasi seperti motor, mobil, truk wajib hukumnya mengalah atau memberikan hak mendahulukan kereta api.  

6. Konfoi Moge di jalan raya merusak tata aturan di jalan bahkan dibantu pihak berwajib pula. Mana berkendara kebut-kebutan, tahu sendiri kalau ada suara sirine di jalan raya pengendara langsung ambil barisan belakangnya biar ikut dapat jalan duluan. dan lebih herannya pengendara yang ngikut di belakang tadi utan gas kencang kayak moge konfoi. Berasa jalan raya benar-benar arena balapan. Boleh di makumilah kalau jalanan sepi, silahkan konfoi dikawal pihak berwajib.

Lah pagi tadi, jalanan lagi ramai-ramainya ada konfoi moge dikawal pula, aku yang menyaksikan greget bukan kepalang. nggak di tempat kerja, masyarakat ada saja perbedaan kasta tidak terikat. Memang kenapa kalau konfoi ikut macet-macetan kan sama-sama pengendara jalan raya juga, kok harus di dahulukan gitu loh.

Kita hidup di negeri kecuali ya, ada aturan tertulis sudah disahkan tinggal dijalankan nah ketika ada poin-poin terdesak disitulah ada pemafhuman. Boleh kok kalau malam, boleh kok kalau nggak ada polisi dsb.  

Justru yang perlu dipertanyakan adalah si pemegang SIM (Surat Izin Mengemudi) apa sudah betul dijanlankan secara maksimal. Mereka mengendarai di jalan apa memang sudah paham rambu-rambu jalan? Atau asal bisa gas poll, berani keluar jalan besar boleh mengendarai motor. harusnya perpanjangan sim nggak hanya perpanjangan di adminsitrasi saja, cara mengedarai juga di tes ulang, siapa tahu lupa cara ambil lajur saat berhenti di lampu merah hehe.

 

lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

16 komentar

  1. Itu yg antri di palang kereta api paling sering deh aku temuin. Sumpah ngeri deh... kayak punya nyawa selusin aja huhuhuhuhuhhu.... banyak istighfar kita mah kalo di jalan liat orang naik motor mbaaaa.... jedug jedug jederr di dada

    BalasHapus
  2. Bener banget.. padahal semua udah ada aturannya. Aturan ada buat lebih tertib dan aman. Kalau melanggar, bisa membahayakan orang lain. Ngikut di belakang ambulan, apalagi nunggu di palang kereta api yang jalur berlawanan, bahaya banget. Dan bikin tambah macet.

    BalasHapus
  3. Duh kirain aku di Jekardaah aja yang begitu, ternyata Sidorjo juga tho oalah

    BalasHapus
  4. Yang nggak paham aturan di jalan tu karena SIM-nya dapet hadiah dari permen yosan mbak 😂😂😂 auto ngakak bayangin jenazah di ambulan yang bisa ngomong 😂😂😂

    BalasHapus
  5. saya pernah naik ojek online, pas berhenti di lampu merah mata saya mendadak terasa pedih. Ternyata ada pengendara motor di sebelah saya lagi merokok dan asapnya terbawa angin terbang langsung ke muka saya :((

    BalasHapus
  6. Miris ya kak, padahal peraturan dibuat untuk meminimalisir resiko buruk di jalan. Ini malah memegang prinsip "peraturan dibuat untuk dilanggar". Nanti kalau qodrullah terjadi apa-apa, nyalahin orang, padahal diri sendiri yang salah :(

    BalasHapus
  7. Klo dijalan emang harus banyak istighfar mbak. Aku beberapa kali nyaris celaka karena pengguna sepeda motor yang keluar dari gang langsung bablas tanpa tengak tengok dulu..

    BalasHapus
  8. hihihi saya terkadang masih nerobos nih kak klo ada palang hajatan, soalnya kalo naik motor kadang-kadang masih bisa kan ada jalan kecilnya gitu, tapi tergantung yg bikin hajatan juga kadang tutup total, akhirnya malu deh putar balik

    BalasHapus
  9. Bener banget nih, paling sering itu kalau mau minta jalan motong, trus entah dari mana tiba-tiba ada motor yang nyelonong. Paniklah seseemak yang sering gak sigap bawa motor. Semoga lalin di Indonesia semakin tertib ya ❤

    BalasHapus
  10. Hal lain yang juga miris adalah anak-anak udah dikasih motor sendiri tanpa paham aturan rambu lalu lintas. Ortunya juga entah paham atau nggak hehe

    BalasHapus
  11. paling sebel kalau ngawur nyetirnya

    BalasHapus
  12. ya allah aku ngakak tapi juga miris alias ironis nyatanya masyarakat kita memang demikiana danya. duh aku sih pengennya nyari aman mbak selama ini ikuti aturan meski dibilang kuno

    BalasHapus
  13. Paling sebel tuh kalau naik angkot dan lewat perlintasan rel kereta api, udh terdengar sirene lah angkotnya ga berhenti, nekad tetep jalan. Penumpangnya panik dong

    BalasHapus
  14. Saya auto sport jantung kalau bawa kendaraan di belakang motor yang sen kanan tapi beloknya ke kiri.

    BalasHapus
  15. Nomor 5 itu ya, berasa mau perang dunia banget memang

    BalasHapus

Posting Komentar