[recent]

Recent Post

3/recentposts

Film Wedding Agreement: Nikah Karena Dijodohkan?

Posting Komentar

Tahun 2019. Sudah apa yang kulakukan? Sepertinya aku lupa apa yang sudah kulakukan. Salah satu novel yang kubaca tahun 2019 adalah karya penulis Mia Cuzz berjudul Wedding Agreement. Karyanya yang uwawww banget itu dilirik produser untuk di produksi menjadi film layar lebar. Dan di tanggal 8 Agustus 2019 serentak tayang di Bioskop. Nah kali ini aku akan review bagaimana jadinya cerita dari buku diangkat menjadi film. Apakah bisa melampaui ekspektasi pembaca atau malah terkesan banyak hal yang tidak sesuai dengan tulisan di novelnya? Wah mari kita mulai.

Kisah pernikahan bukan impian alias dijodohkan. Pasangan itu adalah Bian dan Btari Hapsari. Bian sosok pria yang sudah memiliki pasangan dan berpacaran selama 5 tahun, cewek itu namanya Sarah. Dan Bian berjanji akan menikahi Sarah. Tapi mama bian punya rencana lain, saat Bian mengajak Sarah bertemu mamanya. Mamanya tidak suka, karena alasan mama sudah punya seseorang calon yang bakal di jodohkan dengan Bian yaitu anak dari sahabat mamaya. Lalu apakah Bian menolak calon pilihan mamanya? Alhamdulillah nya Bian adalah  anak yang sayang banget sama keluarganya terutama mamanya. Dengan keterpaksaan Bian mau menerima pernikahan perjodohan dengan calon yang dipilih mamanya. Karena enggan melihat mamanya bertambah sakit jika menolak permintaannya.

Prosesi pernikahan dari akad, resepsi berjalan lancar terlebih dari sikap Bian yang bermuka flat menunjukkan sikap terpaksa atas pernikahan ini. Pada scene ini muncul laki-laki bernama Aldi yang tidak lain adalah sepupu Bian dan juga mengetahui Bian masih berhubungan dengan Sarah.

Prosesi pernikahan selesai, konfik pun dimulai. Saat di meja makan Bian menyodorkan kertas bertulis kesepakatan pernikahan (wedding agreement) bermaterai dan harus ditandatangani mereka berdua salah satu intinya adalah pernikahan ini akan berjalan hanya satu tahun setelah itu mereka harus bercerai, dan dalam satu tahu itu tidak boleh ada yang saling mengurusi hidup satu sama lain agar tidak ada hutang budi. Terlebih mereka tidur pun terpisah kamar, Bian di lantai atas sedangkan Tari di lantai bawah.

Apakah Tari menyetujuinya? Jelas awalnya tidak, Tari ini sosok yang sangat menghargai sebuah hubungan terutama menyangkut pilihan Pakdhe dan Budhe, karena merekalah yang selalu membangkitkan semangat Tari untuk hidup setelah kepergian keluarganya akibat kecelakaan. Walaupun suaminya menganggap pernikahan bohongan tapi Tari tidak. Justru dia menjalani dengan penuh keikhlasan.

“Kamu nggak mikirin keluarga aku, pak dhe dan Bude? Bagaimana dengan keluarga kamu?”. jerit Tari kepada Bian yang dengan mudah mempermaikan permainan. Ditambahi isak tangis yang tidak diperdulikan Bian.

“Aku nggak peduli, kalau kamu nggak setuju silakan gugat cerai, kamu tahu kan pengadilan ada dimana?” dengus Bian dengan muka songongnya. Bagi Bian orang yang berhak ia cintai adalah Sarah, perempuan yang sudah bertahun-tahun ia perjuangkan dan dia tidak mungkin menghianati cintanya Sarah.

Dan parahnya lagi Sarah mau menunggu setahun demi Bian, Sarah tahu kalau Bian jelas akan menceraikannya dan menikahinya setelah masa kesepakatan itu habis. tapi disini posisi sarah bukan sebagai orang ketiga, karena emang Sarah adalah orang yang paling Bian cintai sebelum kehadiran Tari.  Di masa-masa awal pernikahan meskipun Bian tidak bersikap baik terhadap Tari. Tari tetap sabar menjalani pernikahan ini dengan sabar, karena ia menggangap pernikahan ini bukan pura-pura seperti anggapan Bian. Tiap pagi tanpa disuruh, Tari menyiapkan sarapan berupa Roti agar dibawa ke kantor yah meskipun nggak pernah ia terima masakannya Tari.

Tiba-tiba bian kebingungan mencari-cari dimana handuknya, Tari langsung menjawabnya

“Aku cuci”.

“Kemana mbok Darmi?”.

“Cuti, karena sakit”.

“Lain kalau mbok Darmi ijin kamu panggil cleaning service online”.

Bian tidak pernah mengucap minta tolong atau terima kasih karena tidak mau punya hutang budi dengan Tari selama satu tahun ini. Tiba saat nya berpura-pura di depan keluarga Bian. Bian meminta agar  berlagak atau berpura-pura seperti pasangan bahagian didepan mama dan papa. Sebelum berangkat diawali dengan latihan bergandengan tangan cihuyy. Tari gemeteran tangannya dipegang bian padahal cuma latihan lohh wkwk. Bian juga berpesan bahwa kita nanti kesana datang, duduk, makan terus pulang.

Nah tibalah saatnya akting pura-pura bahagia, dari mulai masuk dipesta bian sudah menggandeng tangan Tari, ketemu mama dan papa kemudian duduk bersama di meja makan untuk mengobrol dan menanyakan apakah Bian merepotkan Tari? Apakah rumah tangga mereka ada masalah? Dsb, garpu Tari baru menancap pada sosis masih on the way masuk ke mulut, Bian ingin segera pulang dengan memberi aba-aba menginjak kaki Tari agar tari berpura-pura pusing untuk beralasan segera pulang. Nah Aldi memandangi mereka berdua merasa ada yang aneh dari tingkah Bian, mengingat Aldi tahu betul bagaimana sikap Bian. Karena Aldi mengetahu kalau Bian masih berhungan dengan Sarah.

Tiba saatnya dari keluarga Tari ingin mengetehui kondisi mereka berdua. Iya Pakdhe dan Budhe. Bian sudah siap akan pergi, tari memberitahu.

“Pakdhe dan budhe akan datang?”.

“Kapan?”.

“Hari ini”.

“Kok nggak bilang?.

“Lah ini kan udah bilang?”.

“Aku mau pergi tari, udah ditunggu temen-temen”

Bian tidak pedul ia tetap pergi dan membuat tirai pintu. Wah pakdhe dan budhe sudah ada didepan hahaha. Rasain kau Bian, sekarang mereka berdua harus tidur sekamar karena dirumah itu hanya ada 2 kamar dan mereka selama ini tidur pun terpisah. Denga kegawatan barang-barang tari harus dipindah ke kamar bian, kamar Tari ditempati pakdhe dan budhe untuk menginap.

Oh ya belum aku beri tahu, selama Tari dirumah Tari tidak pernah melepaskan hijabnya walaupun ia tinggal bersama suami sahnya dia masih menganggap seperti dua orang asing yang hidup dalam satu atap. Bahkan saat terpaksa tidur malam di kamar Bian karena kamar satunya ditempati Pak Dhe dan Budhe, Tari pun tetap mamakai hijabnya.

Selama pakdhe dan bude menginap di rumah Bian jadi agak sholeh sedikit, rajin jamaah sholat subuh. Tapi itu nggak berlangsung lama, setelah mereka pulang kondisi rumah kembali seperti awal. Pelan tapi pasti, hidup serumah tiap hari berpapasan ah mana mungkin tidak tumbuh perasaan, itulah yang dirasakan Bian yah walaupun diantara mereka masih ada Sarah.

Kondisi rumah tangga Bian dan Tari semakin memanas kala Tari memutuskan pulang ke rumah Pakde dan Bude. Bian benar-benar kecewa merasa kehilangan sosok perempuan selembut Tari. Berhari-hari ia tidak bisa tidur, Tari pun tidak sekalipun membalas pesan Bian. Akhirnya Tari pun sadar rumah seorang istri adalah suaminya, namun yang didapat Tari luka pedih lagi, ia mendapat Sarah mengunjungi rumah Bian.

Yah nggak jadi pulang deg Tari hehe, jadi bercerai dong mereka? Oh mas Bian tidak membiarkan hal itu mas Bian berlari menuju MRT untuk menemui pacar seumurnya hidupnya dan merobek surat perjanjian itu.

Review Wedding Agremeent

Aku suka pemeran yang dipilih, apalagi Refal Hady aww meleleh aku pertama lihat akting cowok ganteng satu ini. Hanya saja, seperti biasa antara cerita di novel dengan adegan di film itu jauh berbeda, sebagai penikmat novel aslinya agak sedikiti kecewa, mau protes gimana caranya ya? Abis udah telanjur jatuh cinta sama tokoh Bian Tari.

Diantara adegan yang diganti itu adalah Bian mengajak Tari menaiki bianglala eh diganti jalan-jalan eh MRT. Sebelum Bian dan Tari tidak jaidi menikah, harusnya Bian itu bangkrut dulu, rajin sholat shubuh di masjid, tapi tidak diceritakan.

Akhir cerita happy ending. Tenang sudah dibuat seriesnya, pemeran utama sama nggak diganti Indah Puspitasari dan Refal Hady, siap-siap yan kita kawal bareng-bareng jangan sampai Bian balikan lagi sama Sarah. Kan Sarah sudah jadi tunangannya Aldi.

Film ini cocok untuk dijadikan referensi anak muda kalau ingin memantapkan diri menikah, jujur sih aku sendiri sudah merasakan hehe, bahkan saat menjalani pernikahan sekarang ini malah teringat pesan-pesan yang terucap oleh pemain wedding agremeent.

 



lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar