[recent]

Recent Post

3/recentposts

Tambal Kebaikan

25 komentar
source by pexel



            Aku telahir dalam keluarga yang sangat tidak aku impikan. Tapi mimpiku tak sependek batang hidung tetangga yang selalu meremehkan keluargaku. Bagaimana aku bisa dianggap rendah? Padahal Aku masih punya sosok Ayah yang mampu membiayaiku bersekolah dan membeli jajan. Sedari kecil kehidupanku tidak seperti anak seumuran pada umumnya. Disaat anak seumuranku sepulang sekolah bisa bermain, bersepeda, berbeda denganku yang harus berlari terburu-terburu menemui Ayah untuk meringankan pekerjaan Ayah. Profesi ayah adalah membantu manusia yang kesusahan jika di perjalanan. 

            Sampai di posisi menjadi mahasiswa, ku tidak melupakan kewajiban untuk membantu pekerjaan Ayah. Disaat teman-temanku lebih memilih nongkrong (hangout) di cafe-cafe, nge trip aku memilih untuk berkeringat, kepanasan, terkena polusi bersama Ayah. Aku harus hemat uang, tidak boleh kebanyakan jajan. 

            “Lebih baik uangnya ditabung kan nak.., daripada jajan di cafe-cafe mahal seperti temanmu itu”. Kata Ayah yang selalu menolak kalau aku akan ijin bersama teman-teman.

             Pekerjaan Ayah memang tak sebaik seperti Ayah-ayah yang lain. Tidak memakai pakaian yang di setrika dengan licin, cukup memakai kaos yang kering setelah dicuci. 

Walaupun kehidupanku tidak semulus seperti teman-temanku, Ayah selalu mengingatkan kami untuk berprinsip hidup sederhana, tidak berhutang dan yang paling penting tepat waktu dalam bayar zakat mal ataupun zakat fitrah. Karena baginya hidup tidak akan berarti segalanya jika tidak sesuai dengan rukun islam, begitulah petuahnya.
**
Alhamdulillah  dengan izin Allah aku bisa lulus dari universitas yang sudah dibiayai oleh Ayah. Dan berkat doa dari kedua orang tua aku diterima kerja di sekolah sebagai guru. 

Ayah pernah berpesan, ingin sekali anaknya menjadi orang terhormat salah-satunya menjadi guru, walau sebenarnya bukan keinginanku tapi aku rela menyetujui untuk mengambil jurusan pendidikan saat kuliah. Ayah ingin kamu memiliki profesi lebih layak dibanding Ayah saat ini. Dan sekarang sudah sah menjadi seorang guru. 

Seperti orang tua pada umumnya akan selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, begitu juga Ayah. Demi memenuhi kebutuhan anaknya, Ayah rela memakai handphone jadul untuk komunikasi sehari-hari sedangkan Ayah membelikanku handphone canggih atau dikenal smartphone untuk menunjang pekerjaanku. 

HP yang dipakai ayah memang sudah tidak layak pakai, sudah usang karena layar handphone sebagian sudah retak, warna handphone berubah hitam. 

“Yani!, temani Ayah jual HP”. Panggil Ayah.

Handphone Ayah udah jelek banget, kadang di layarnya muncul garis putus-putus, kalau dijual laku berapa kira-kira? Ingin ku bilang nggak usah dijual di toko lah yah, kasih aja ke tukang rombeng.

“Mau jual kemana?”.

Ayah memintaku untuk mengantarkannya ke salah salah satu di Mall Surabaya. Baiklah kuantar Ayah kesana. Sesampainya disana kami berdua berkeliling mencari toko yang pas untuk menjual HP jelek itu. 

“Mas, kira-kira HP kayak gini laku berapa ya”. Tukas Ayah. “Kalau ini paling 50 ribu Pak”.  Tanpa meneruskan pembicaraan bapak lanjut mencari toko lain.

“Pak, mau jual HP? Boleh lihat Handphone nya?”.

“Boleh Cik” Ayah menyerahkan HP jelek plus item tersebut. Ayah memanggilnya Cik karena sudah kelihatan beliau berdarah Tioghoa.

“Laku berapa ya Cik?”.

“Saya kasih harga Rp. 200.000 mau Pak?”.

“Mau Cik...”. 

Setelah Ayah dapat uangnya, kok Aku malah bingung ya. Hp jelek kayak gitu kok bisa dihargai Rp. 200.000 padahal kalau dipikir-pikir bisa rugi Tacik yang membeli HP Ayah tadi. 

Oh sekarang ku mengerti. Ayah pernah cerita mendapatkan pembeli yang motornya di tuntun karena tidak ada yang mau menambal ban nya karena uangnya tidak cukup. Ini balasan Allah kepada Bapak yang pernah menolong pengendara motor ojek online yang ban bocor tapi cuma bawa uang 7000. Padahal harga tambal ban dihargai bapak Rp. 15.000. 

Ternyata skenario Allah itu keren ya. tidak disangka-sangka Allah membuat rantai cerita yang membuat hambanya tergeleng-geleng tidak percaya. Seperti yang sudah tercantum dalam Al Quran Surat Al Zalzalah faman ya’mal mitsoola dzarrotin khoiroyyaroh waman ya’mal mitsqoola dzarrotin syarroy yaroh yang artinya “Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zaroh pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat zaroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan) nya pula”. Melakukan kebaikan berbagi secara sukarela dan hati ikhlas bukan hanya pahala semata yang didapat, tapi kebaikan antar sosial kita juga akan terima.

Cerita diatas adalah kisah nyata yang dialami oleh seorang guru perempuan sekarang mengajar di salah satu SD Islam swasta di Sidoarjo. Bisa mendengar langsung ceritanya, karena saya pernah berbagi tugas bersama alias menjadi patner di sekolah tersebut. 

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog menebar kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
 
#MenebarKebaikan
#LombaBlogMenebarKebaikan


lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

25 komentar

  1. The power of berbuat baik memang menajubkan ya kak. Pasti ada jalan kl kita lg kesusahan.. Semoga melalui tulisan ini banyak orang yg tersadar indahnya berbagi kebaikan :)

    BalasHapus
  2. ya Tuhan aku makin ke bawah aku makin meleleh akhirnya rembes mataku ka, baca cerita ini, Tuhan itu memang maha baik ya dengan segala rencananya yang tidak terduga

    BalasHapus
  3. Kebaikan apapun walaupun sebesar biji zara pun akan dibalas juga. MasyaAllah, ini cerita pas banget buat reminder saya di kala hati ini sudah mulai malas untuk berbagi kebaikan. Semoga kita terus diberi kemudahan dalam berbagi ya, mba. Aamiin.

    BalasHapus
  4. Kebaikan sekecil apapun pasti ada balasannya, asalkan yang kita lakukan dipenuhi dengan keikhlasan. Seperti ini Allah tampakkan biar hambaNya senantiasa bersyukur. Semoga kita diberi keistiqomahan untuk selalu menebar kebaikan. Terima kasih kisahnya,mbak. Sangat inspiratif.

    BalasHapus
  5. Berbuat baik itu memang nggak pernah rugi ya, Mbak. Rencana dan skrenario dari Allah jauh lebih baik buat kita, bahkan tanpa disangka-sangka. Sekecil apa pun kebaikan itu, akan sangat luar biasa di sisi Allah..

    BalasHapus
  6. Mengharukan ceritanya, Ayah yg selalu sabar, akhirnya sekenario Alllah pasti manis tu baru balasan di dunia, semoga di Akhirat nanti balasanya lebih baik lagi, Amin :)

    BalasHapus
  7. Wah menginspirasi sekali Mbak, betul ya, kalau kita berbuat baik maka akan berbuah manis, masyaAllah. jadi inget almarhum bapak saya, sosok bapak memang luar biasa ya, saya juga banyak belajar banget dari bapak.

    BalasHapus
  8. benar banget mba. balasan berbuat baik itu selalu datang dari arah tak disangka. semoga Allah selalu melembutkan hati buat terus berbuat baik.

    BalasHapus
  9. Ini menginspirasi untuk senang berbaik ya, Mbak, sungguh tak ada tuginya, adanya hanya untung dan untung.

    BalasHapus
  10. Tersentuh bacanya... Memang sudah janji Allah, setiap kebaikan akan berbalas 10x kebaikan. Dan ya, Allah tidak pernah salah menitipkan kita dalam keluarga atau orang tua yang bagaimana pun. Karena selalu ada hikmah atas ketentuannya itu. Btw, folback blogku ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya nggak tau caranya follback blog itu gimana mbak ya

      Hapus
  11. Ahhhh cerita ini bikin melting mbaaaa. Jadi keinget Bapak almarhum di masa hidupnya, yang selalu mengajarkan saya dan kakak-kakak saya, untuk berjuang dengan sungguh-sungguh ketika menginginkan sesuatu

    BalasHapus
  12. Cerita yang menginspirasi Mba. Jadi terus diingatkan untuk senantiasa berbuat baik.

    BalasHapus
  13. Oh, pekerjaan ayah beliau adalah tukang tambal ban ya Mbak. Baru ngeh setelah baca tulisannya sampai akhir kemudian melihat gambarnya di atas. Semoga segala kebaikan akan menyebar ke segala penjuru di dunia, ya.. aamiin

    BalasHapus
  14. Selalu suka membaca kisah inspiratif tentang sebuah kebaikan yang kembali pada dirinya sendiri. Memang Allah Maha Baik❤️

    BalasHapus
  15. Terkadang hal kecil yang tidak kita sangka itu luar biasa efek dominonya. Yang penting melepaskan diri dari pandangan manusia ya mbak

    BalasHapus
  16. Masyaallah, kebaikan memang akan mendapatkan balasannya. Salut banget sama sang ayah yang rela melakukan pekerjaan apa pun untuk menafkahi keluarganya. Masyaallah

    BalasHapus
  17. Selalu terharu kalau baca kisah tentang sosok ayah.
    Semoga selalu diberi kesehatan dan kekuatan buat para ayah di mana pun berada.
    Ada dosa yg tidak dapat dihapus dgn ibadah apa pun, kecuali dgn keringat saat mencari nafkah. Wallahua'lam

    BalasHapus
  18. Mbak, aku terenyuh sendiri baca ini. Jadi keinget sama ayah di rumah. Ya Allah, dalam setiap kesempitan yang beliau alami, masih sempat ya untuk berbuat baik.

    BalasHapus
  19. Saya percaya kebaikan apa pun yang kita lakuka akan kembali pada kita, bahkan jauh lebih indah
    Cerita Ayah tadi sangat menginspirasi

    BalasHapus
  20. Menyentuh sekali ceritany. Semoga Ayah selalu sehat dan selalu mendapat kebaikan yang telah dia bagikan.

    BalasHapus
  21. Wah... ini namanya memetik apa yg sudah ditanam ya mbak. Semoga terus bisa menebar kebaikan amin....

    BalasHapus
  22. Masya Allah, seperti ibuku banget. Selalu berusaha untuk berbagi meski dalam keadaan sempit sekalipun. Karena kita enggak tahu dari arah mana kebaikan itu akan terbalas.

    BalasHapus
  23. aku jadi inget kakek aku, mudah banget membantu orang lain, dan mungkin itulah yg membuat beliau mudah ketika menjelang ajal

    BalasHapus
  24. Luar biasa kisahnya,,,
    Aku selalu salut dengan orang yang selalu giat dalam hidupnya, bukan cuma senang-senang aja...

    Oh, ya, semoga menang lomba...

    BalasHapus

Posting Komentar