Jalan-jalan di Malang: Menikmati Wisata Viral Dusun Kuliner dan Kayutangan Heritage - kuratailmu

 Hai hai sudah masuk pekan libur sekolah nih, waktunya jalan-jalan menghirup udara luar kota sekaligus ugrade foto-foto buat tampil di story whatsapp. Sudah masuk hari ketiga liburan, kalian sudah pergi ke mana aja? Kalau masih belum kepikiran mau wisata kemana, yuk simak cerita perjalanku seharian kemarin di Malang.

Perjalanan kami dimulai pukul 05.00 dini hari dari Stasiun Gedangan Sidoarjo menuju Malang kota. Ditempuh dalam waktu 2 jam. Liburan kali ini kami mencoba menggunakan transportasi kereta api pertama kalinya hehe. kita sudah booking tiket H-7 sebelum hari berangkat. Fyi tiket kereta api dari Sidoarjo ke Malang seharga Rp. 12.000 untuk kelas ekonomi. Cukup worth it harga segitu trasportasi ke Malang tanpa macet-macetan.

Kami tiba di stasiun Malang Kota pukul 07.32 WIB. bagiku orang yang pertama kali naik kereta antar kota cukup takjub saat sampai di stasiun Malang kota ini. Ada tunelnya, ada lift pula ala bandara, ada ruang bawah tanah pula. Maaf ya jangan ejek aku wong ndeso! Emang aku wong ndeso wkwk.

Di pintu keluar stasiun bertemu sopir angkot yang menawarkan diri mengantar kami ke tempat tujuan. hayo kemana tujuan kita???. Setelah nego mulus harga ke pak sopir, sepakat di harga Rp. 350.000 utuk 8 orang untuk perjalanan dari pagi sampai pulang sore nanti kembali ke stasiun.

Tujuan pertama kami ke Pasar Klojen. Kalau kata netizen ke Malang nggak mampir Pasar Klojen nggak afdhol!!. Tentu buat cari sarapan, soalnya berangkatnya kepagian, nggak sempat sarapan takut overthinking ketinggalan kereta. Seperti biasa berangkat rame-rame selalu ada drama, yang pegang tiket datangnya mepet, personil belum jangkap padahal sudah tiga menit lagi kereta datang.

Memang bener sih masuk ke Pasar Klojen bukan sekadar tempat belanja aja tapi jadi tujuan wisatawan. Menjual beragam kuliner yang menggiurkan pandangan salah satunya nasi pecel klojen sejak 1975 yang fyp tiktok tapi antrinya panjang banget berhubung keburu lapar kami mencari opsi lain. Ada mi yamin, kue lumpur kentang, nasi ayam goreng, dan soto betawi jadi pilihan sarapan kami.

Lanjut menikmati rasa penasaran beli ote-ote ayam seharga Rp. 8000. Sekilas penampilan hampir mirip ote-ote porong tapi yang aku beli halal ya. Untuk rasa cukup enak dan super mengenyangkan untuk ukuran cukup besar satu ote-ote.

Selesai sarapan pukul 09.00 perjalanan menuju Dusun Kuliner ke kota Batu menggunakan angkot Bapak Rudi. Sensasi naik angkot dengan angin semilir selama perjalanan. Ternyata hawa Malang sama panasnya seperti Sidoarjo hehe. Mulai masuk kota Batu angin barulah dingin terasa.

Dusun Kuliner

Lokasi di Jalan Raya Batu Cangar Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Buka dari pukul 09.00-18.00 Wib. Tiket masuk seharga Rp. 20.000. Sudah dapat welcome drink, dalam hati berharap welcome drink es teh/teh hangat gitu ya, ternyata air mineral kemasan 100 ml. Harus alhamdulillah dong. Bila ingin menambah petik bunga menambah biaya seharga Rp. 20.000 jadi nggak boleh asal petik bunga ya. 

Masuk ke dalam mencari spot Dusun Kuliner yang viral itu. Taman yang keluar asapnya!! Ituloh spot foto yang nggak boleh dilewatin. Berjalan diatas jembatan kolam ikan dengan view asap buatan menambah kesyahduan foto makin estetik wkwk.

Bisa dibilang Dusun Kuliner adalah Kebun Bunga. Spot foto selanjutnya adalah kebun bunga ungu menyebutnya, karena memang dominasi bungan disitu warna ungu. Eits jangan lupa mengabadikan foto bersama eakk.

Puas nyetok foto, bikin konten tiktok saatnya mengisi amunisi makan bakso urat. Dengan harga Rp. 20.000 kita menyantap hangat kuah bakso ditengah hawa dingin kota Batu.

Oh ya buat yang muslim nggak perlu khawatir, sudah disediakan musholla cukup luas. Jangan heran air di Batu super dingin seperti es batu. Berwudhu serasa pakai air es batu. Juga disediakan toilet cukup bersih.

Lanjut Kayutangan

Lokasi kayu tangan cukup dekat dari stasiun kota malang hanya 4 menit. Sebenarnya lokasi Kayutangan dekat dengan pasar Klojen, karena takut nggak keburu waktu di Dusun kuliner akhirnya lokasi ini jadi tujuan terakhir sebelum pulang. 

 

Dengan HTM Rp. 5000/orang termasuk postcard gambar ala sejarah gitu. Kayutangan ini juga tempat buat spot foto anak gen z. Salah satunya kafe Mera jadi incaran wisatawan berkunjung. Sayang sekali hasratku untuk nyeruput kopi mera tidak terpenuhi karena penjaga stand sedang oper shift. Jadilah kita foto foto didepan stand mera. 

 

Es serut viral juga menjadi incaran pengunjung. Terlihat ramai anak muda mengantri untuk menikmati es serut roti tersebut.

Berjalan menyusuri kampung kayutangan rupanya melelahkan juga. Energi kami sudah terkuras di Dusun Kuliner tadi siang. Kami tidak banyak mengunjungi spot foto di Kayutangan, berjalan menyusuri cukup melelahkan. Kami putuskan kembali ke stasiun untuk persiapan pulang ke Sidoarjo.

Alhamdulillah bi ni’matillah tak terasa perjalanan pulang terasa lebih cepat. Kami turun di stasiun yang berbeda dengan stasiun keberangkatan. Sampai di stasiun pukul 18.32. masyaAllah menaiki kereta api memberiku banyak pelajaran. Datang in time lebih baik daripada on time. Penumpang yang berada disebelah atau disamping tidak selamanya tujuannya sama, mereka akan silih berganti.

Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya. Semoga bermanfaat.