[recent]

Recent Post

3/recentposts

5 Momentum Ramadan Yang Tak Terlupakan

Posting Komentar


Mengenang masa kecil di bulan Ramadan adalah hal seru buat disenyumin. Pasalnya seiring bertambahnya waktu kenangan itu pelan-pelan akan memudar. Trend yang terjadi tiap Ramadan tiba pun ikut berubah. Kalau diingat-ingat kembali ingin rasanya mengulang momen Ramadan saat dulu waktu anak-anak dan remaja. Tapi sadar diri itu tidak mungkin.

Vibes Ramadan masa anak-anak itu sederhana. Bersepeda sama-sama sore hari setelah pulang mengaji buat cari takjil. Ada kesenangan tersendiri mendapatkan jajan gratis di berbagai tempat. Mengingat titik poin orang-orang yang berbagi takjil. Istilahnya sekararang war takjil.

Masuk ke umur remaja vibes ramadan mulai berubah. Mengadakan bukber teman SD, bukber teman SMP. Berasa paling wah kalau jadwal bukber tiap hari padat.

Masing-masing orang punya momen seru yang tidak mungkin dilupakan. Termasuk diriku sendiri diantara momen itu adalah

Bilangnya puasa, diam-diam siang makan jajan

Astaghfirullah hal adzim mengingat masa itu. bilang ke ibuk puasa maghrib, eh saat jaga warung ketahuan makan mi kremez. Tahu dong apa yang terjadi? dimarahi habis-habisan. Aku lupa waktu itu kelas berapa, please jangan bully aku ya, aku baru bisa puasa full sampai maghrib masuk kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah. Tidak seperti anak jaman sekarang masih kelas 1 Madrasah Ibtidiyah sudah kuat puasa full. Ah malu deh.

Makan di siang hari itu nggak sekali dua kali, sering banget sebelum ketahuan Ibu. Alasannya karena nggak kuat nahan lapar. Ditambah pula ibu sendiri jualan snack anak-anak, makin tak kuat aja nahan puasa.

Bermain kembang api selesai taraweh

Sudah jadi tradisi melekat memasuki bulan puasa bertebaran penjualan petasan dan kembang api. Karena aku takut bermain petasan, jadi pilih bermain kembang api. Dibuatin Ayah api damar atau api oblek, biar menyalakannya tidak pakai korek api langsung.

Bermain kembang api jelas di malam hari. Nah selepas taraweh itulah aku dan adik menyalakan kembang api. Dulu hampir setiap minggu tidak pernah lupa beli kembang api. Dari harga Rp. 1.000 sampai Rp. 10.000. Kebayang nggak tuh marahnya orangtua uangnya malah dibakar wkwk.

Rebutan darus alquran

Membaca alquran selama bulan Ramadan sudah Allah janjikan pahalanya akan dilipatgandakan. Maka dari itu di setiap mushollah selama Ramadan berlomba-lomba membaca alquran untuk memburu pahala tersebut. dulu waktu kecil aku darus alquran di tempat mengaji. Kebetulan tempat mengajinya dekat dengan masjid. Jadi sekalian taraweh sudah bawa kerudung dari rumah, selesai taraweh merapikan mukena langsung ke tempat mengaji. Lebih tepatnya dulu-duluan, siapa yan duluan bisa darus dan bisa pulang duluan.

Seru banget rebutan baca al quran pakai mic. Ada malah belum selesai doa setelah salat witir mukenah sudah dirapikan langsung ke tempat darus.  

Ikut darus biar bisa makan martabak gratis

Kalau diingat waktu itu ya, makan martabak dan terangbulan gratis ya cuma di bulan Ramadan. Orangtua aku sendiri jarang membelikan aku dua makanan itu. seolah-olah martabak dan terangbulan itu makanan mahal. Dan jadi makanan gratis bisa makan sepuasnya kalau ikut darus.

Paling senang yang dapat giliran bawa jajan untuk anak yang darus bawa martabak atau terang bulan pasti habis paling duluan dibanding gorengan. Apalagi terangbulan rasa coklat kacang favorit aku banget.

Orangtua tertimpa masalah

Tepatnya Ramadan tahun 2021 Allah memberikan cobaan berat pada keluarga kami. Waktu itu masih zamannya Covid, PSBB dimana-mana. sudah kondisi seperti itu, aku dilibatkan masalah rumit. Sampai malu untuk menceritakannya. Di tahun itu aku merasa hidupku bakal berakhir di tahun 2021 saja. Sudah punya gambaran keluarga bakal hancur berantakan. Akan jadi seperti apa hidup aku dan adik tanpa keluarga yang utuh.

Alhamdulillahnya masalah tersebut tidak sampai banyak orang yang tahu. Aku sering melamun, menangis, seumur-umur diriku sendiri tidak pernah menangisi persoalan dihadapan adik sendiri. manusia juga punya titik terendah dimana dia sendiri bingung mengambil langkah apa yang terbaik untuk menyelesaikan persoalannya.

Allah masih baik pada keluargaku, Allah bantu menyelesaikan permasalahan sebelum lebaran idul fitri. Hadirnya masalah ini sebagai introspeksi diriku sendiri bahwa persoalan dunia tidak serta hak milh manusia sepenuhnya. Harus melibatkan Allah dalam segala tindakan dan persoalan, karena segala yang ada di bumi ini benar nyatanya hanya titipan.

Masa-masa berat sudah terlewatkan. Aku belajar memetik hikmah dari kejadian tersebut.  

Allah tahu betul kapan umatnya akan siap dan tidak siap dengan ujian yang diberikan. Hanya saja sebagai manusia suka seenaknya sendiri inginnya yang baik-baik saja. Rencana manusia sudah ditata, tapi rencana Allah datang tidak terduga. Manusia memang tidak ada puasnya, ketika ditimpa masalah merasa ujiannya paling berat. Lelah menghadapi permasalahan, takut akan kehilangan. Karena sejatinya diri sendiri belum bisa bersika ikhlas dalam segala hal. Bagaimana caranya? Selalu libatkan Allah dalam segala urusan dunia.

Kan berat? Memang, karena kuncinya disitu. Kita ini anak buahnya Allah sudah sepantasnya mengikuti kehendak-Nya bukan malah terbalik Allah yang mengikuti kehendak kita. Alhamdulillah tahun 2024 bisa dipertemukan dengan Ramadan Kareem, momentun menchallenge iman dan ketakwaan masing-masing orang, puncaknya adalah mereka yang setelah Ramadan akhlak dan ucapanya makin tertata. Semoga kita semua yang menjalankan ibadah Ramadan diberi kemudahan Allah untuk memperbaiki niat menjadi pribadi yang lebih baik

lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar