[recent]

Recent Post

3/recentposts

Review Series Sabtu Bersama Bapak : Manusia Hanya Berganti Peran Saat Di Dunia

8 komentar

Awalnya aku aku mengira ini series apaan? Kok diawali scene kematian. Owh aku baru paham series ini berjalan maju mundur. Series Sabtu Bersama Bapak merupakan pengembangan dari film sebelumnya berjudul yang sama (2016). Didapatasi dari novel berjudul sama karya Adithya Mulya.

Jika di filmnya disutradari Monty Tiwa, serial sabtu bersama bapak digarap oleh sutradara berbeda yaitu Rako Prijanto. Penulis novelnya, yaitu Adhitya Mulya, juga berperan sebagai penulis naskah. Deretan aktor yang berbeda dari film, diantaranya Vino G Bastian, Masrha Timothy, Adipati Dolken, dan Rey Mbayang.

Sabtu bersama Bapak berkisah tentang Itje dan kedua anaknya, yaitu Satya dan Cakra yang ditinggal oleh kepala keluarga mereka yaitu Gunawan atau Wawan. Sebelum kepergiannya, Wawan meninggalkan banyak rekaman video berisi cerita, pesan dan wejangan untuk kedua anaknya. Segala pesan yang ditnggalkan Wawan selalu diingat oleh Satya dan Cakra sampai mereka dewasa.

Tampilkan Dua Gaya Visual Berbeda Yang Membedakan Latar Masa Lalu Dan Masa Kini 

setting tahun 1995

Susunan cerita yang cukup rapi membuat penonton mudah membedakan alur maju dan alur mundur dari serial ini adalah visualnya. Pada dua episode pertama Sabtu Bersama Bapak menyuguhkan visual berbeda untuk bercerita yaitu waktu di masa lau dan masa kini.

Saat adegan ber-latar masa lalau, visualiasai dihadirkan nuansa tone warna hangat yang didominasi warna kuning, sehingga nuasa jadul semakin kerasa. Ketika adegan masa kini, visual dihadirkan tone warna dingin yang didominasi tone biru sehingga adegan telrihat lebih fresh. Keputusuan membedakan visual masa lalu dan masa kini memang sangat tepat untuk serial ini

Menyuguhkan Perbandingan Pola Parenting Tempo Dulu Dan Masa Kini

keluarga Satya anak Gunawan dan Itje

Satya dan Cakra didik untuk jadi mental pejuang, tidka mudah menyerah oleh ayahnya. Hal itu terlihat ayahnya cukup sabar membimbing, menasehati kedua anknya saat berproses hingga ajal mejemput.

Saat dewsa Satya sudah berkeluaga di Balikpapan, dikaruniai tiga buah hati. Pola asuh Satya dan istrinya punya pemikiran berbeda. Satya ingin anaknya bermental juara persis seperti didikan ayahnya dulu. Sedangkan istri Satya menekankan pola pengasuhkan biarkan anak menemukan bakatnya, baru diarahkan.. ditambah Satya sangat marah mengetahui anak pertamanya tidak jadi ikut olimpiade matematika.

Tanpa sepengetahuan Satya, dia berbohong sudah mengikutinya. Rupanya alasan tidak mengikuti dia takut mengecewakan ayahnya.

Nah dari sini kita bisa menyimpulkan ajarkan pendidikan pada anak sesuai zamannya. Satya sebagai ayah, melihat cermin didikan bapak dulu cocok untuk masa kini. Namun zaman sudah berubah tidak serta merta apa yang dulu terlihat baik di masa depan tidak terlalu berdampak baik.

Akting Vino G. Bastian Mencuri Perhatian

Dua episode bersama serial Sabtu Bersama Bapak berkisah kehidupan Wawan yang diperankan Vino G. Bastian. Saya akui akting vino benar-benar mengerti tugasnya sebagai aktor di dua episode awal karena paling mencuri perhatian dengan aktingnya yang sangat apik.

Vino berhasil menghipnotis penonton agar bersimpati dengan Wawan, ikut merasakan kesedihan dan kebahagiaan yang dialami karakter tersebut. Vino memerankan dirinya dari masa muda, menikah dikaruniai 2 anak sampai meninggal benar-benar terlihat mulus chemistrinya.

Vino memerankan sebagai sosok dalam tiga masa. Menceritakan kisah dirinya di masa-masa sulit tapi harus merawat Ibunya, kehilangan pekerjaan bahkan kehilangan tempat tinggal karena dijual oleh saudaranya. Punya kekasih tapi tidak me-support keadaan Wawan, punya usaha bengkel dibobol maling.

Fase selanjutnya Vino berhasil bangkit, mendapatkan pekerjaan setelah Ibu meninggal, bertemu Itje, perempuan yang mensupport dirinya. Selain bekerja sebagai teknisi dia nyambi jadi guru privat. Sambil mengumpulkan dana untuk melamar perempuan yang dicintainya.

Wawan menikah dengan Itje, dikarunia dua anak. Disinilah benih-benih kesakitan mulai dirasakan Wawan. Umur tidak akan lama. Tabungan Wawan dan Itje perlahan habis untuk biaya pengobatan wawan. Umur wawan hanya tinggal hitungan Tahun.

Seolah kesedihan wawan, penonton ikut merasakan. Serial Sabtu Bersama Bapak tidak seperti cerita fiksi tapi seperti cerita sungguhan.

Tugas mendidik anak bukan tugas anak pertama tapi tugas seorang Bapak, Wawan (Vino G bastian)

Dunia Tempat Bekerja Bukan Berleha-leha 

Sangat jelas betul adegan yang diperankan Vino G bastian. Saat dirinya ditempa masalah bertubi-tubi di terus jalani, terima, dan bangkit. Masuk jalan sini salah, cari jalan lain. Ujian disaat merawat orangtua, dipecat dari pekerjaan, jual motor untuk biaya rumah sakit, diusir dari rumah sendiri. Kalau saya diposisi vino bisa stress mendadak.

Wawan tidak pernah lupa dari mana dia berasal. Tidak pernah skip salat lima waktu. Yakin pada Tuhan semua tindakan ada balasan. Wawan memiliki kepribadian sosok perencana. Sadar umur dirinya tidak panjang, dia merekam setiap aktivitas bersama istri dan ananya. Dia sengaja membuat video berisi nasehat untuk anak-anaknya, kelak istirnya tidak keberatan membimbing anaknya sepeninggal dirinya.

Gunawan inilah sosok yang harus dikagumi anak muda zaman sekarang. Walau dalam keterbasaan materi tidak menghentikan langkahnya bergerak maju. Itje, istri gunawan begitupun. Seolah menyadarkan perempuan zaman sekarang. Itje dulu bekerja sebagai pegawai bank, resign menikah, membuka usaha catering dirumah. Karena keadaan terdesak, suami kena PHK memberanikan diri sewa tempat buka warung makan.

Dari satu warung makan, hingga tempatnya bercabang-cabang bisa menghidupi kedua anaknya.

Serial Sabtu bersama Bapak menyadarkanku bahwa kita hidup di dunia ini hanya berganti peran. Dari anak-anak, dewasa menjadi tua. Tinggal bagaimana manusia itu mengolah waktu yang beharga itu tidka untuk bersenang-senang saja tapi sekaligus berjuang. 

Quote dari mas Wawan hehe

 

 

lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

8 komentar

  1. Nengok sinopsisnya aja udah tahu kalau film ini bagus banget. Semoga banyak hikmah yang bisa kita ambil

    BalasHapus
  2. Cerita yang mengharu biru...dari novel, film, pasti makin apik dalam format series apalagi pemainnya mumpuni, Vino dan Marsha sebagai pasutri baik di dunia nyata maupun di series ini, wah, kebayang kerennya chemistry

    BalasHapus
  3. Wah gaya penceritaannya udah kayak Nolan ya maju mundur. Film-film bertema keluarga ini biasanya sangat menyentuh. Cocok untuk ditonton bersama keluarga.

    BalasHapus
  4. Suka sama keduanya. Ngeliat film ini di vidio seakan melihat kemesraan mereka di dunia nyata. Chemistry mereka gak ada cela.
    Kebayang excitednya anak mereka menunggu setiap sabtu yang dijanjikan untuk bisa melihat video bapak mereka.
    Bapak yang dirindukan. Yang jasadnya gak ada tapi masih dirasa keberadaannya.
    Berbeda dengan banyak bapak di Indonesia. Ada tapi kayak anak yatim. Father less country kita kan..

    BalasHapus
  5. Oalah, ada series nya ternyata?
    Meski ok yg film lepasnya udah pernah nonton tapi yg series ini bikin penasaran juga deh. Mau lihat juga jadinya hehehe

    BalasHapus
  6. Film yang mengandung bawang sekaligus sarat makna ya. Mengajak kita untuk mencermati peran ayah. Btw, kisah ini bukannya diangkat dari kisah nyata ya?

    BalasHapus
  7. Di foto terakhir, ada kata-kata bijaknya.
    Istri yang baik itu, insyaAllah mau diajak susah.
    Tapi suami yang baik tidak akan mengajak istrinya susah
    Cakep benerrrr

    BalasHapus
  8. Serial ini seolah menjadi instrospeksi bagi saya juga mbak akan arti kehidupan di dunia. Duh, saya kalau nonton serial ini kayaknya bakal sedih

    BalasHapus

Posting Komentar