[recent]

Recent Post

3/recentposts

Pulau Lusi, Wisata Bahari Sidoarjo Yang Mulai Sepi Pengunjung

9 komentar

 

Mendengar kata Sidoarjo hal apa yang terbenak di pikir kalian? pasti Lumpur Lapindo. Bencana semburan lumpur 18 tahun silam karena kesalahan pengeboran PT Lapindo membuat duka mendalam warga kecamatan Porong. Ratusan desa hilang, kehilangan anggota keluarga, rumah-rumah hancur, sekalipun masih belum terkena mereka memilih meninggalkan desa semburan lumpur lapindo.

Hingga saat ini semburan lumpur masih terus mengeluarkan, solusi lumpur tersebut sampai detik ini belum ketemu. Justru sungai Porong jadi pembuangan akhir lumpur lapindo yang katanya setelah melewati penyaringan lumpur sudah tidak ada gas. Lalu apa dampaknya? Sungai Porong dulunya bersih, jernih sekarang berwarna kecoklatan.

Sebagai orang Sidoarjo rasanya asing belum mengunjungi wisata di kota sendiri. Pulau Lusi terletak di ujung timur Sidoarjo kadang disebutnya Tlocor. Perjalanan dari jalan raya menuju Tlocor ini sekitar 45 menit sampai 1 jam. Untuk menuju pulau Lusi kita tidak bisa langsung sampai di depan, harus menaiki perahu sekitarr 20-30 menitan.

Setelah kendaaran diparkir, kita membeli tiket perahu menuju pulau Lusi. Harga tiket masuk pulau Lusi dewasa 25.000/orang, anak-anak 15.000/orang, balita 5.000/orang. Itupun tidak langsung berangkat setelah beli tiket, kita harus menunggu sampai kuota satu perahu penuh. Kalau mau menyewa boot merogoh kocek 200 ribu.

Setelah kuota perahu penuh, penumpang diminta memakai pelampung untuk pengamanan selama menaiki perahu. Kuota penumpang perahu yang kami tumpangi tidak full, aku ambil posisi duduk dibelakang agar punya kesempatan ngobrol dan bertanya-tanya ke bapaknya.

Suasana Kanan-kiri Magrove

Ini kali pertama naik perahu yang benar-benar di sungai bukan di danau atau tempat wisata kecil gitu. Sekali meleyot bisa kecebur ke sungai, sungai porong termasuk sungai jurusan ke laut dan terkenal banyak buaya. Pemandangan kanan kiri adalah pohon mangrove, burung kuntul, dan nelayan bersiap mencari ikan. Seru gitu biasanya pemandangan kendaraan motor sekarang pemadangan perahu.

Selama perjalanan benar-benar aku manfaatkan bertanya-tanya tentang pulau Lusi. Kenapa kok disebut pulau Lusi? Lusi adalah singkatan dari Lumpur Sidoarjo. Lusi ini terbentuk dari endapan lumpur lapindo tersebut. Seperti cerita diatas lumpur lapindo yang dibuang ke sungai mengendap membentuk pulau yang dinamakan pulau lusi.

Bu Susi Pudjiastuti saat menjabat menteri yang meresmikan pulai Lusi tahun 2019. Di awal diresmikan pulau Lusi dalam kondisi baik, segala faslitas tertata dan terjaga dengan baik. Tapi makin kesini pengunjung pulau Lusi makin sepi, hal itu terjadi setelah adanya pandemi. Ditambah adanya berita hoax orang dimakan buaya saat itu mengurangi kepercayaan wisatawan yang berkunjung. Namun berita tersebut dibantah, tidak terjadi di Tlocor.

Kata bapak yang mengendalikan perahu dan  belum sempat aku tanyai namanya, nantinya akan rapat untuk membicarakan dan merencanakan gimana supaya pulau Lusi ini ramai kembali seperti di awal.

dermaga menuju pulau lusi

Ada Apa Di Pulau Lusi?

Pulau dengan luas 93,4 hektare yang sekarang hampir tertutupi mangrove, ada juga pohon bakau. Lebih tepatya tempat cocok untuk mencari ketenangan. Ada gazebo di dekat dermaga, kalau mau jalan-jalan juga ditemani pemadangan pohon cemara. Dibagian ujung pulau Lusi ada semacam tempat cukup luas yang cocok untuk acara bersama keluarga atau rekan kerja.

Musholla, tempat penginapan, panggung live music ada, sayang semua itu terbengkalai sekarang. Penginapan yang dibikin dibuat dari kayu tapi tidak menempel langsung di tanah. Jadi semacam rumah panggung gitu, jaga-jaga bila air pasang naik.

Disini juga banyak monyet loh, sepanjang kita jalan-jalan terdengar suara monyet dari arah tidak bisa ditebak. Pernah ada pengunjung yang diganggu para monyet. Nah di pulai Lusi ada yang jaga loh, dia memelihara beberapa anjing, gunanya menakut-nakuti monyet pas di dia mendekati manusia. Agak ngeri juga ya.

Pulau Lusi ini kadang dijadikan tujuan tempat KKN mahasiswa, study tour anak sekolah, memang pas sih lokasi seperti perlu sentuhan inovasi anak muda untuk membangkitkan gairah hal terbarukan. Dan bapak yang mengantarkan kami tadi biasanya menjadi tour guide para tamu. Masyaallah.

Menikmati Perjalanan Sungai

Rasa rasanya belum pernah menikmati perjalan di sungai. Kita berangkat dari pemberangkatan awal memerlukan waktu 30 menit, tapi pas pulang nggak kerasa kok cepet balik. Suasana lebih sejuk berada di perahu, dibading di pulau lusi. Di pulau Lusi justru panas banget.

Jatah pengunjung di pulau lusi adalah satu jam kemudian perahu kembali tempat awal tadi.

Seperti wisata pada umunya, juga banyak tempat makan lebihnya bakaran karena memang dekat laut lebih banyak lesehan ikan bakar. 

kondisi sebelum pulau lusi tertutup magrove, sekarang pulau lusi rimbun pohon mangrove

Review Wisata Bahari Tlocor

Untuk harga tiket 25.000/orang menikmati pemandangan pulau Lusi nggak worth itu karena tidak ada hal yang bisa dinikmati. Tapi aku menghargai ongkos bensin naik perahu. Kondisi pulau Lusi semakin terbengkalai, fasilitas pengunjung tidak bisa dioperasikan bahkan saat di pulau lusi mau cari kamar mandi aja nggak bisa dipakai.

Mungkin diawal saat diresmikan jadi tempat hype abis, instagramable tapi sekarang jadi pulau yang rumbun. Di dalam pulau lusi itu ada banyak jembatan buatan, kalau tidak hati-hati bisa keblowok karena beberapa kayu lepas.

Ya kalau dibilang sepi pantas karena emang kondisi pulai Lusi sekarang amburadul gampangnya tidak terawat. Pengurus dan pemerintah setempat harus gerak cepat memperbaki bagaimana cara biar ramai pengunjung. Bisa dibikin spot foto estetik, wahana ramah anak. Sayang bangunan yang sudah dibuat, sudah telanjur menghabiskan dana tapi tidak dirawat.

Aku saranin kalau kesana mending berangkat pagi-pagi, karena perjalanan dari jalan raya itu jauh dan lama. Pemandangan kanan kiri jalan kebun milik perorangan. Rumah pinggir jalan pun bisa dihitung. Bisa dipastikan orang yang tinggal disini jarang ke Sidoarjo kota, tapi akses jalan raya sudah mulus.

@calonmayatnext Wisata Bahari Tlocor, Pulau Lusi Sidoarjo #banggasidoarjo #wisatasidoarjo #sidoarjotiktok #fyp #pulaulusi #tlocor ♬ Aesthetic - Gaspar

lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

9 komentar

  1. Awal tahun 2021 wisata bahari tlocor dan pulau Lusi masih ramai, meskipun lockdown. Sekarang masa pandemi berakhir, orang orang banyak ke mall.

    BalasHapus
  2. Wahhh saya mau naik perahunya...
    Perahunya cantik yaa...
    Itu yang warna kuning yg paling bagus...

    BalasHapus
  3. Iya sayang ini kak kalo dibiarkan. Perlu bantuan anak muda biar tempat ini kembali hype. Btw kalo nunggu pemerintah pasti lama dana turun. Sebaiknya pemuda setempat dengan bantuan beberapa anggota DPRD sidoarjo diajakin biar masyarakat pun terbantu ekonominya dengan wisata lokal.

    BalasHapus
  4. Ternyata Lusi itu singkatan dari Lumpur Sidoarjo ya. Sayang banget kalau ternyata tempat wisatanya nggak terawat begini, padahal terhitung baru diresmikan di 2019. Semoga bisa dirawat dan dibuat lebih nyaman lagi unguk para pengunjung yang datang.

    BalasHapus
  5. wah dibuka lockdownnya malah sepi ya, mungkin mereka beralih ke tempat yang lebih ramai. Btw saya belum pernah ke tempat wisata ini, jadi pengen cobain lihat viewnya kayaknya asik

    BalasHapus
  6. Ternyata Sidoarjo memiliki wisata bahari yang menarik, sementara yang dikenang orang sampai sekarang Lumpur Lapindonya. Pasti dengan wisata bahari dengan konsep kekinian ini bisa meningkatkan jumlah wisatawan baru

    BalasHapus
  7. Keren yah tempatnyaa, mungkin sepi gara2 aksesnya ke sana yahh

    BalasHapus
  8. Wah, ternyata lumpur sidoarjo juga dibuang ke sungai ya, Mba. Walau gak ada gas nya dan malahan jadi objek wisata. Semoga setelah pandemi bisa dikelola lagi dengan baik dan pengunjung jadi makin banyak lagi berdatangan.

    BalasHapus
  9. Sayang sekali pulau Lusi tidak diurus dengan baik. Padahal bisa jadi obyek wisata alam yang menarik.

    BalasHapus

Posting Komentar