[recent]

Recent Post

3/recentposts

Tidak menghargai orang lain secara tidak sadar, yakin kamu tidak pernah?

19 komentar



Bumi ini memiliki jutaan kelompok dengan segenap manusia yang amat pula bervariasi. Baik itu terpisah benua, negara, kota, desa dan pisahan yang paling kecil antar keluarga. Dengan tepisahnya manusia dalam bagian-bagian kecil tentu melahirkan hal-hal yang bersimpangan pendapat. Bukan suatu kebetulan memang manusia diciptakan dalam keadaan berbeda pemikiran untuk kesatuan tujuan yang diinginkan baik itu kesatuan agama, pekerjaan, impian, atau kepentingan lainnya. Lalu hidup dan berjalan berdampingan dengan pemikiran yang beragam bisa memicu kontradiksi bahkan kontroversi yang tidak jarang bersinggungan dengan nilai dan norma kehidupan. Sikap dan tingkah laku yang timbul manusiawi dalam diri individu bisa menjadi pemicu sederhana untuk mengembangkan bara api diantara manusia. Lalu apa kalian sendiri pernah, secara tidak sengaja melakukan ucapan atau tingkah yang tidak menghargai orang lain? berikut kriterianya:


Kemahalan segitu, kemaren aku beli nggak sampek segitu. Sakit nggak sih dikatain begitu, kalian ingin membeli barang yang kalian inginkan jelas dengan harga terjangkau. Eh tau-tau teman kalian menanggapi sepele barang yang kita beli. Secara tidak sengaja dalam omongan tersebut mengandung kata “kamu bodoh banget beli barang kemahalan gitu” bisa jadi justru kata  yang dimaksud menjadi kesindir itu. Dan bisa jadi maksud dari teman yang bilang kemahalan itu maksudnya ingin memberitahu, tapi ya siapa tau hati dan maksud orang itu berbeda. Jadi tidak bisa dibuat sama semuanya. Mungkin diantara kalian semua pasti pernah secara tidak sadar. Mulai sekarang coba ketika berbicara, bertatap muka dipikir terlebih dulu agar lawan bicara kita tidak tersinggung. Karena hati itu lokasinya didalam susah ditebak kapan mengembang dan kapan mengempis wkwkwk.


Nyontek. Nah ini nih masalah klise yang ada di negeri kita tercinta Indonesia Raya. Pelajaran di sekolah yang mementingkan nilai daripada proses #ups. Bagaimana tidak bila rapot anaknya ada nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) terlampau jauh atau nilai ulangan sekolah dibawah 50 orang tua bisa habis-habisan memaki-maki anaknya. Padahal tolak ukur kecerdasan seseorang  tidak bisa dinilai dari dia pintar Matematika, Fisika, Kimia. Pada akhirnya anak-anak akan mencari jalan aman untuk mendapatkan nilai bagus saat ulangan atau saat mendapat tugas. Kalo tidak ngerpek alias buka buku ya nyontek.

Mencontek pekerjaan teman adalah salah satu hal tidak menghargai usaha temannya. ketika teman kamu sudah mengerjakan tugas semalan bahkan rela jam tidurnya berkurang, ketika di sekolah atau di kampus teman kamu bilang. “Lihat tugas kamu dong” tidak mungkin Cuma melihat jelas ditambahi tindakan menyalin cepat tugas kamu. Hmm gimana menurut kalian? Perjuangan kalian semalaman begadang dengan gampangnya menyalin tugas sama persis. Kamu dapat nilai bagus teman kamu juga dapat nilai bagus. Teman kamu peduli? Nggak kan!!, kamu mengerjakan susah payah meluangkan waktu? nggak bakal. Kembali lagi hasil menjadi tujuan, sekalipun guru juga tidak akan tahu proses dari tugas kita kan.

Bagi yang belum sadar mulailah introspeksi diri kalian. Hargailah sebuah proses, belajar manajemen diri sendiri agar mendapat hasil yang sesuai dengan kapasitas diri kalian. Masalah mencontek terasa ringan ditelinga tapi jika menjadi kebiasaan sampai dewasa itu sangat berbahaya sekali. Lebih baik mendapat nilai jelek usaha sendiri daripada nilai bagus bukan usaha sendiri. Saat kalian mendapat nilai jelek karena usaha sendiri berbanggalah kalian bahwa memang segitu kemampuan kalian, dan jangan iri dengan apa  yang orang lain dapatkan. Berpikirlah secara sportif untuk berusaha semaksimal mungkin agar mendapat hasil yang maksimal.

Lalu, buat para orangtua mulailah berhenti membanding-bandingkan kemampuan anak kalian dengan anak orang lain. kalian tidak tahu seberapa menjurus sekali ucapan itu saat menusuk tajam di pikirannya. Mungkin ada beberapa yang bisa mengerti orang tuanya tapi bagi mereka yang tidak mengerti wassallam sudah.   


Menjatuhkan barang orang lain, dan berpura-pura tidak tahu. Hayo siapa yang pernah? Kalo penulis sendiri pernah bersikap pura-pura tuli gitu. Eh tapi jangan ditiru ya, tidak baik merugikan orang lain. adegan seperti ini bisa terjadi dimanapun bisa di terminal, sekolah, kampus, dan toko apalagi. That real story. Ku juga mulai mengerti bersikap seperti itu sangat tidak mematuhi nilai yang dimiliki dalam masyarakat. ketika pembeli memilih-milih barang jualan dan tiba-tiba ada barang jatuh yang penyebabnya tersenggol tidak sengaja oleh salah satu bagian tubuhnya. Lalu bagaimana kejadian selanjutnya? Ada yang mau mengambil barang yang jatuh karena ketidaksengajaan bagian anggota tubuhnya. Dan ada juga yang bersikap pura-pura tidak tahu agar tidak mengambil barang yang jatuh tersebut. analisanya jika orang tersebut mau mengambil barang yang jatuh tersebut beliau memang sosok berhati besar, sangat menghargai kepunyaan orang lain, beliau juga punya empati bilamana barang dia dijatuhkan pasti akan sakit hati jika dibiarkan.

Analisa jika orang itu bersikap pura-pura tidak tahu, kurang lebih sosok itu memang memiliki kepribadian kurang peduli terhadap sekitar. Barang berukuran kecil jatuh aja dibiarkan apalagi barang bernilai besar justu dieremehkan. Kadang mereka yang menjatuhkan barang tidak sengaja dan tidak mengambil hipotesanya tergesa-gesa. Kalian semua paham dong tergesa-gesa adalah musuhnya setan. Nah sangat tidak dianjurkan dalam aktivitas kita tergesa-gesa apalagi waktu membeli kebutuhan di toko dan tidak sengaja menjatuhkan barang pemilik toko tersebut. Berusahalah mengambil dan meletakkan kembali ketempat semula dan langsung meminta maaf. Tentu dengan kita respek dengan barang orang lain, yakinlah suatu saat nanti kalian akan dibantu orang dikala membutuhkan.
Agaknya sepele jika diperhatikan, tapi ya begitu nylekit timbulnya. Bisa-bisa nama kalian akan di watermark di fikiran kalian sebagai pembeli kurang ajar. Kadang tidak semua hal yang kita lakukan benar dihadapan orang lain oleh karena itu jangan lupa selalu mengucap maaf dan terimakasih pada kejadian baru yang pernah kita temui.


Nyelip kendaraan di jalanan. Berkendara di jalan raya adalah aktivitas yang tidak bisa dihindari manusia untuk saat ini. Terutama berkendara menggunakan sepeda motor, kendaraan yang notabene ibarat kancil, melaju gesit jika bertemu kemacetan. Berkendara menggunakan sepeda motor adalah salah satu alternatif saat atmosfer tergesa-gesa menghampiri. Sampai-sampai etika berkendara di jalan raya tidak lagi diperhatikan. Jika atmosfer tergesa-gesa menghampiri jangan harap melaju 40 km/jam bisa-bisa spidometer melaju 100km/jam. Sudah melampaui batas kecepatan dalam kota. Jika ketahuan pak Pol sudah jelas kena strap sekaligus ikut sidang tilang minggu depan.
Berkendara di jalan raya adalah nyawa taruhannya. Salah senggol sedikit rumah sakit jalan pulangnya, itupun jika masih bernyawa. Nah kalo langsung meninggal di tempat kalian mau apa. Ngeri kan!! Udah tahu jalan raya itu jalan umum bukan lintasan balapan yang bisa melaju 60 km/jam keatas. Yah kadang manusia memang tempatnya khilaf. Secara nggak sadar misalnya berangkat kerja masuk jam 8, baru berangkat jam 8 kurang 15 mana bisa sampai tepat jam 8 di tempat. Alhasil sepanjang perjalanan selip kanan selip kiri tidak peduli hampir berapa kali nyerempet motor orang lain. Tau nggak? Berapa kali kalian nyelip kendaraan tidak sengaja? Berapa kali kalian tidak menghargai orang lain yang sama-sama pengguna jalan raya.

Ada berapa orang yang pernah kalian kecewakan selama berkendara dijalan raya? Tidak terhitung jelasnya. Nah loh, iya kalo orangnya tidak terlalu mempermasalahkan nah kalo orang yang kita selip kendaraannya justru mengumpat yang jelek-jelek. Tentu kita sendiri yang salah sudah mengakibatkan orang lain dalam bahaya dan memposisikan orang menjadi dzalim. Ingat!! Doa orang yang terdzolimi itu jelas dikabulkan. Maka dalam setiap langkah bertidak hati-hati dan waspada adalah hal nomor satu yang mesti diingat.

Hidup ditengah masyarakat yang beragam sudah mengharuskan diri kita berempati pada setiap kejadian yang disengaja ataupun tidak disengaja. Ada hal yang mudah sekali dimaafkan, tapi sadarkah ada hal yang tidak sengaja menyakiti justru tidak dimaafkan orang lain. Begitu mudah jika kalian ingin menyenangkan hati orang lain akan sulit dilihatnya jika secara tidak sengaja melukai orang lain yang sebenarnya kita sendiri yang tidak bermaksud. Karena watak hati seseorang tidak bisa terbaca dari luar.
lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

19 komentar

  1. Hai, Kak.

    Bener, kak. Saya mungkin sering bertindak kurang baik pada seseorang shningga kayak kurang menghargai keberadaannya. Hehe. Segera di intropeksi kan.

    Oh, ya. Kak ini member Blogger Perempuan yah? Klo boleh tau, gimana dapetin logo Blogger Perempuan bisa nempel di blognya Kakak.?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba kunjungi website blogger perempuan, disan lengkap penjelasanya kak hihihi

      Hapus
  2. Ini nih yang saya khawatirkan juga, kadang ada gap diantara saya atau teman-teman, atau orang lainnya, tapi saya nggak sadar dan kurang menghargainya mereka... semoga kesalahan ku dimaafkan sama mereka...

    BalasHapus
  3. yang paling sering kualami disalip kendaraan terutama motor, kalau nyerempet mobilku malah lebih galak dia yang akhirnya ku tabrak beneran hehehe

    BalasHapus
  4. Pasti saya pernah khilaf. Karena terkadang persepsi saya berbeda dengan persepsi orang lain. Kalo pas sadar, tentu saja saya langsung minta maaf. Tapi kalo saya pas ga menyadarinya, nah ini..

    BalasHapus
  5. Duh hal-hal diatas kelihatannya sepele ya Mbak, tapi ketika kita "menyepelekannya" justru menunjukkan bahwa kita nggak punya empati pada oranglain. Saya pun sering banget mengalami hal-hal yg nggak enak akibat sikap oranglain, yah jadi pelajaran aja bahwa ternyata bagaimana kita ingin diperlakukan sebanding dengan bagaimana kita memperrlakukan orang lain

    BalasHapus
  6. Astaghfirullah, aku pernah mengalami ini.Jadi waktu itu aku memberitahu temanku harga produk yang kubeli di salah satu distributor jualan online, dan dia membandingkan harga barang yang kubeli dengan yang dibelinya. Saat itu aku agak kecew karena ternyata aku beli kemahalan. Sedih dan gimana gitu😞. Dia bilang, "Mahal tau, aku aja beli sekian harganya. Agak sesek juga sih dengernya😂

    BalasHapus
  7. Sepakat mbak... empati pada orang lain harus dibiasakan dari kecil, supaya menjadi tabiat yg melekat

    BalasHapus
  8. Duh, poin nyelip kendaraan lain di jalan itu aku banget... hahahaha. Membaca artikel ini jadi seperti diingatkan. Terima kasih ya Mba. Sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  9. Iya ya ada tindakan kita yang tidak menghargai orang dan tidak kita sadari

    BalasHapus
  10. Hal-hal yang tampak sederhana tapi sering kita abaikan, nih. Yups, menyinggung orang lain itu sama gak enaknya dengan tersinggung, hehe. Makanya memang harus hati-hati. Kalaupun pernah menyinggung orang lain dengan perbuatan seperti di atas, semoga lekas sadar dan minta maaf, ya ;)

    BalasHapus
  11. ada salah satu kelompok di lingkaran pertemanan saya, yang setiap berpisah entah arisan atau kajian, atau sekedar kumpul-kumpul, selalu saling meminta maaf. Khawatir ada sikap atau ucapan yang saling menyakiti. Awalnya saya merasa aneh, tp setelah terbiasa mengikuti kebiasaan tersebut rasanya lebih nyaman. Hati lebih plong ketika berpisah. Dan kebiasaan itu saya terapkan di lingkaran pertemanan yang lain. Tapi kadang masih ada respon aneh. Ditanya, Eh kenapa minta maaf ? Mungkin karena belum terbiasa.

    BalasHapus
  12. Kalau nyelip kendaraan di jalan aku enggak pernah ya rasanya pernah bilang kemahalan.Kalau nyontek zaman sekolah pernah

    BalasHapus
  13. Terkadang memang ucapan kita bisa disalahartikan oleh lawan bicara. Makanya kalau ke orang yang idak dekat aku selalu jaga ucapan.

    BalasHapus
  14. Secara tidak sadar tidak mengahrgai orang lain..pasti pernah. Dan sadarnya belakangan Hiks.
    Memang kepedulian untuk menghargai, bersimpati dan berempati seringkali tergerus karena emosi dan keegoisan diri. Thanks remindernya:)

    BalasHapus
  15. Duh ternyata memang secara nggak sadar kita banyak menyakiti orang lain ya mbak, harus benar benar jaga lisan dan perbuatan biar nggak nabung dosa plus bikin orang sakit hati. Apalagi kalau kita sampai body shaming. Kadang suka keceplosan gitu ya mbak

    BalasHapus
  16. Dari kesemuanya aku pernah nyelip kendaraan di jalan raya, terutama kalau depannya ibu-ibu yang galau di tengah-tengah jalan dan gak tau mau ke kanan atau ke kiri

    BalasHapus
  17. yap saya pernah. yg nomor satu utamanya. ah saya baru nyadar saat baca ini loh. gak sopan yaaa...bikin lawan bicara jd ikutan mikir dan nyesel beli sesuatu

    BalasHapus
  18. Kadang saya suka ceplas ceplos juga ni kalau ngomong sama teman dekat. Padahal tetp aja ya, hati dia tidak terbuat dari baja. Sesekali pasti bisa sensi juga. Duh....

    BalasHapus

Posting Komentar