[recent]

Recent Post

3/recentposts

Pengalamanku mengurus BPJS Kesehatan

9 komentar


Liburan sekolah jadi waktu tepat mengurus hiruk-pikuk peradministrasian keluarga baruku. Dikarenakan aku sudah pecah KK maka alamat yang tertera di BPJS pun harus dirubah juga.

Jujur ini pertama kalinya melibatkan diri wara-wiri mengurus administrasi BPJS, sebelumnya aku tidak tahu menahu bagaimana jalur mengurusnya maklum karena yang mengurus adik laki-laki ku hehe.

Ah gpp itung-itung jadi pengalaman tambahan. Buat apa mengurus BPJS mbak?, toh kalau sakit pasti riber urus sana urus sini? Iya memang ribet, tapi alasanku bukan untuk pelayanan saat sakit tapi untuk kebutuhan administrasi sewaktu-waktu. Tahu sendiri kan sekarang, apa-apa kalau kita datang ke suatu tempat administrasi pasti ditanya, punya BPJS? seolah-seolah BPJS memang masyarakat diwajibkan.

So pasti kalian semua tahu BPJS adalah asuransi wajib dari pemerintah, kalian bebas  memilih mengaktifkan atau menonaktifkan. Seperti punya suamiku, dia sudah terdaftar BPJS Kepemerintahan tapi karena suatu alasan yang aku sendiri tidak mengerti, sekarang akunnya tidak aktif begitu aku minta tolong cek petugas BPJS.

Apa saja syarat administrasi pindah alamat BPJS Kesehatan?
1. Foto copy KK (2 lembar)
2. Foto copy KTP (2 lembar)
3. Foto copy buku tabungan (2 lembar) diingat ya harus pakai BNI, BRI, BCA, Mandiri selain bank itu kalian bakal ditolak oleh petugas.
4. Materai 10.000 (1 aja mahal soalnya hehe).


Berhubung aku dengan percaya diri ya punya rekening Bank Syariah Mandiri, yaudah foto copy aja. Hari itu juga langsung balik ke BPJS jam menunjukkan 10 pagi, panas-panasnya matahari.

Sampai di lokasi aku kira sepi antrian, dari depan gerbang kantor BPJS kelihatan tiga satpam berjajar hanya melayani beberapa pengunjung saja. Eh nggak tahunya, saat aku lolos menjawab pertanyaan satpam langsung diarahkan ke belakang gedung. Eh nggak tahunya antrian masuk ada disana.

Antrian dibagi jadi 4 kelompok kursi, satu kelompok ada 6 kursi. Jadi tiap ada panggilan giliran masuk ya enam orang itu maju ke loket depan. Dan aku ada di di barisan kelompok 2. Bukan berarti aman cepat antrian, karena jalannya antrian sudah di kelompok 4. Antri dari jam 10 baru ke panggil jam set 1 siang. Bisa dibayangkan betapa bosannya aku hanya duduk, tanpa ada obrolan, apalagi posisi belakang gedung notabene buangannya AC kantor dalam. Ulala panasnya meski sudah disediakan kipas tornado.

Apalah daya sudah telanjur masuk ke lubang buaya, mau keluar udah telanjur masuk, yaudah jalananin aja sampai selesai.

Alhamdulillah sudah dapat giliran panggilan kelompok mengantri, waktunya berdiri dan ditanya tanyai petugas apa keperluannya. Setelah dapat nomor antrian kembali menunggu panggilan petugas BPJS.

Sudah menghadap petugas BPJS berkas sudah di cek masuk, eh kata petugas loket NIK saya belum online karena kartu keluarga barusan saja selesai proses hari itu juga. 

Aku protes dong, "Loh saya sudah pernah buat kartu BPJS sebelum pindah kk, kenapa nggak bisa sekarang?". Jawaban yang sama keluar dari mulut petugas, ditambah rekening BSI aku nggak bisa di proses karena pihak BPJS tidak bekerja sama dengan bank BSI. Emm modar sudah mentalku siang itu. Ngantri lebih dari 2 jam, eh pulang tanpa hasil.

Tapi soal rekening itu salah aku juga salah sih, padahal di keterangannya sudah tertulis rekening (BNI, BRI, MANDIRI BCA) tapi aku nggak menggrubris.

Yaudah deh pulang tanpa hasil, sembari hati merongkol gitu, karena sabar tak berbuah hasil yang ada malah emosi.

Jadi bikin rekening apa?
Bingung dong mau buka rekening bank apa? Secara uang juga nggak gablek, cari bank yang potongan adminnya ramah di kantong, mikir juga sih "Jadi punya 2 rekening dong? Buat apa coba? Ya kalau aku ada usaha gitu, uang ngalir deres tiap hari aamiin doaku ya man teman".

Dari sore sampai malam bingung mikirin mau buka rekening apa besok, tanya ibu, orang-orang TPQ, sampai browsing njlimet. Ketemulah dua pilihan BNI atau BCA. Pertimbangan BCA itu bank asing tapi ada dimana-mana, tapi bank ini juga pernah kesandung masalah, kalau BNI kenapa ya? Tiba-tiba mantep aja gitu.

Akhirnya Buka rekening BNI
Alhamdulillah lokasi BNI ada yang deket rumah, abis nganterin ibu ke BRI pulang ke rumah cus bawa persyaratan ke BNI cabang Hang Tuah. Sesampainya di sana, waw antrian tiada kira, mana customer service cuma dua, yang antri bejibun. Dibantu security menunjukkan formulir pembukaan rekening, aku mengisi data diri yang diberi tahu.

Selesai ngisi kok nggak dikasih nomor antrian, malah disuruh tunggu aja. Jam menunjuklkan set 12 siang, kok makin nggak sabar akunya, aku menghampiri security "Pak kalau misalnya saya terusin antri besok nggak apa kan?".

Oh ya gpp mbak, mbak bawa KTP asli?  saran saya mending mbak ke BNI pusat di Jenggolo disana ada mesin untuk pembukaan tabungan yang bisa diakses 24 jam dan ada petugasnya.

Cus menuju BNI jenggolo yang lokasinya deket rumah Ibuku hehe, balik lagi balik lagi haha. Sampai sana masih percaya diri aja, oh itu mesinnya ada di depan.

"Pak mau buka tabungan, ini KTP saya". Security bilang, ada 10 antrian lagi mbak, kalau mau nunggu. Alamak bisa kelaparan berdiri aku nunggu disini, langsung aja pamit pulang besok aja wkwk.

Keesokan harinya diriku sudah kupersiapkan matang mengantri buka tabungan BNI demi aktifnya akun BPJS Kesehatan. Dari rumah berangkat jam set 7 pagi. Sampai di lokasi sudah ada 2 orang duduk di terop antri, aku di nomor 3. Kata security nomor antrian dibuka jam set 8 nanti.

Sudah pukul set 8, security membagikan nomor antrian di tiap kursi sambil ditanyakan apa kepeluannya. Dua orang depanku tadi tidak berkepentingan membuka rekeningm. Alhamdulillah senangnya hatiku nanti aku duluan yang dilayani mengurus buka tabungan.

Bayanganku sebelum datang ke BNI, karena sudah ada mesin pembukaan tabungan nggak perlu ke CS dong, eh prakiraannku salah. Mesinnya 24 jam, tapi petugasnya nggak 24 jam hadeh.

Mesin didepan gerbang bisa dioperasikan sesuai jam buka bank yang dibantu petugas satpam. Memasukkan data diri, pembuatan ATM, akun BNI mobile, sampai rekam foto, selesai kartu ATM yang inginkan sudah tercetak keluar.

Selesai? Eh belum aku masih menunggu antrian customer service (alhamdulillah berkah ngantri pagi dapat nomor urut 3) untuk proses lebih lanjut. Setor uang minimal pembukaan BNI sebesar 250.000 rupiah. Aku juga diajari mengoperasikan BNI mobile sekaligus Sms bangking BNI.


Nggak kerasa selama di customer servise udah sejam aja, keluar dari Bank sudah jam 9 aja. Cus menuju Dispenduk capil Sidoarjo kota menanyakan kenapa NIK saya belum aktif.

Sampai di lokasi aku menyampaikan keluh kesahku, lalu aku disarankan menuju e-pengaduam by smarphone waw semua hal sekarang dalam genggaman ya. Sudaj diberi tahu langkahknya, tinggal petugas yang memproses itupun ditunggu 2x 24 jam alias dua hari.

Waktunya balik ke kantor BPJS
Kali ini datang lebih pagi karena belajar dari kesalahan ngurus administrasi jangan bedul dobol. NIK sudah online, buka rekening sudah, saatnya mengantri tanpa keluh kesah. Aku dapat antrian kelompok 3 lumayan lah.

Giliran kelompokku dipanggil ke depan, waktunya antri dengam berdiri, ditanyai satu-persatu kepentingannya apa, diminta berkas disiapkan. Sebelum berkas di cek petugas BPJS berkas disterilakan lebih dulu untuk menghindari penularan covid19 berbagai varian.

Nggak pakai banyak cincong di pintu pertama, aku diberi nomor antri beneran menuju petugas BPJS di depan.

Disinilah aku melihat hal yang sungguh luar biasa, pelayanan yang adil, maksudnya? Ada untuk orang sehat dan ada untuk lansia, ibu hamil, dsb yang perlu di dahulukan.


Terlebih aku melihat ada nenek tua berkerudung sepertinya tadi tidak mengantri dari belakang, petugas langsung mengarahkan ke antrian depan.

Nenek tersebut maju bersamaan denganku, sembari aku menanggapi pertanyaan dari petugas aku lebih sering menatap nenek tua itu. Batinku berkata kemana anak-anaknya kok nggak diurusin BPJS nya? Kok tega biarian nenek dengan badan bungkuknya datang sendirian kesini.

Loket 2 diperuntukkan lansia, ibu hamil dsb

Akhirnya kartu BPJS ku sudah berpindah alamat, masalah terselesaikan tanpa kendala, waktunya pulang dalam keadaan kelaparan karena tadi nggak sempat bikin sarapan. Jadinya pulang mampir beli nasi lima ribuan.

Sekian pengalaman culunku mengurus pindah alamat BPJS hehe. Semoga bermnafaat buat kalian yang ingin mengurus administrasi di negri tercinta




lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

9 komentar

  1. Thx sudah sharing pengalaman tentang BPJS kesehatan yang katanya banyak orang sih bakal dibuat ribet kalau ga ada bantuan orang dalam hehe... Ternyata memang ga seribet itu. Asal jangan sampai ada syarat yang tertinggal. Saya menggunakan BPJS kesehatan untuk scaling gigi setahun 6 kali, lumayan terbantu

    BalasHapus
  2. Ini penting banget mba, pengalaman mengurus BPJS.
    Aku selama ini selalu minta bantuan orang lain untuk mengurus BPJS. Pernah pengen nyobain ngurus sendiri tapi kadang suka ribet liat administratif di instansi

    BalasHapus
  3. Sangat informatif dan penting banget punya bpjs, jadi inget awal pandemi depan rumah ibu meninggal masih mudah dg meninggalkan tagihan rumah sakit yang nesar sampai jual rumah pdhl tidak mampu karena di suruh urus bpjs gak segera diurus

    BalasHapus
  4. Iya sih kalau udah urusan antri-mengantri apalagi di masa pandemi nomor antrian di batasi, aku usahakan pagi-pagi kalau perlu jam 7 udah stay tune wkwkwk, apalagi kayak BPJS ini pastinya banyak yang mau mengurus ini itu. Makasih mbak sharingnya.

    BalasHapus
  5. Terima kasih sharing-nya. Kalau uras-urus hal seperti itu jarang yang beres hanya satu hari, ya. Adaaaa saja Ariel yang melintang, eh aral. 🤭 Btw, itu rekening bank nya buat apa, ya, nantinya? 😅

    BalasHapus
  6. Jujurly aku paling malas kalau antri BPJS. Apalagi kalau urusan kantor pernah sampai berjam-jam. Sekarang udah ada aplikasi Pandawa yg memudahkan ya mbak

    BalasHapus
  7. Pengalaman yang begitu berharga ini. Saya juga kemarin bolak balik ke kantor bpjs tapi malah suruh nelpon aja ekwkwk kadang ngeselin emang

    BalasHapus
  8. Aku udah lama ga ngurus BPJS, katanya lebih baik telepon dulu sebelum kesana, jadi biar ga sia-sia (tips tetangga hehe

    BalasHapus
  9. berkat aartikel ini, jadi terpacu untuk mengurus bpjs deh...
    nggak terlalu ribet sebenernya asal tau alurnya dan memenuhi syarat-syaratnya ya...
    makasih telah berbagi pengalaman...

    BalasHapus

Posting Komentar