[recent]

Recent Post

3/recentposts

Pemberian Label "Murid Istimewa" di Dunia pendidikan, Sudah Pantaskah?

Posting Komentar


Kaum pendidik pasti merasakan betul adrenalin mengajar di tiap jenjang sekolah. Mereka yang mengajar Paud, TK, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas sampai tingkat pendidikan informal seperti TPQ (Taman Pendidikan Quran).

Siklus tiap hari bertemu murid sekarang penyebutannya siswa dan siswi bagi seorang guru, mengajar, membimbing anak-anak agar mampu memahami persoalan adalah tugas dan tanggungjawab.

Menemui beragam murid tentunya memiliki rasa kepuasan, kebanggaan kala mereka mampu menyelesaikan tantangan persoalan ya ng sudah diberikan. Murid pintar, berprestasi, aktif saat sesi tanya jawab adalah kebanggaan setiap insan guru. Lalu bagaimana dengan anak yang suka bikin ulah, onar, tidak pernah mengerjakan tugas? Apakah dia pantas dibentak, dipukul? 

Anak-anak yang keterlambatan belajar, suka menjawab jika diberi nasihat, lambat menerima pemahaman materi, mereka kerap disebut anak istimewa. 

Apakah pantas penyebutan anak-anak istimewa dalam tanda kutip seperi itu?. Arti isitimewa disematkan pada anak-anak yang aktif dan semangat belajar namun demi tidak memberi penyebutan pada anak-anak seperti kriteria diatas kaum guru di sekolah memberi label "anak istimewa". 

Berdasarkan riset sedikit pengalamanku di sekolah sekolah beginilah ragam jawabannya.

Beberapa guru lebih senang menyebut anak-anak pembuat gaduh adalah murid istimewa dengan dalih tidak memberikan panggilan buruk. Tapi jika ditelisik lagi, seakan penyebutan itu yang dibuat-buat. Gimana ya ngomongnya susah banget sih.

Anak-anak kategori seperti itu sering jadi bahan perbincangan saat jam istirahat, malah jadi saling adu argumen antar guru untuk memberikan informasi terupdate perkembangan anak itu. Terutama anak-anak yang kurang dapat perhatian dari rumah kemudian merembet di akvitas sekolah. 

Minggu lalu kebetulan aku dapat amanah mengajari salah satu anak istimewa, bebera guru kelas sudah sering ngomong kalau anak ini sering telah mengerjakan soal, pulangnya jadi terlambat dsb. Aku yang kebetulan pegang ngajinya, merasakan iya anak ini memang lambat dalam pemahaman. Batinku mendadak iba melihat anak ini, dia adalah makhota ibunya, kebanggana keluarganya saat di rumah. Tidak pantas kiranya jika ada guru membicarakan kelemahan dia masalah akademik demi target sekolah.

Jujur aku kasihan padanya, namanya Zulfa. Kebanyakan guru pasti senang jika mendapatkan murid hebat, aktif, lain hal jika mendapat murid model zulfa alamat sebulan dua bulan anak ini pasti sering dimarahi karena tidak segera paham materi, betul?.

Pantas atau tidak pantas? Kita anggap pantaslah dibanding memberi label buruk. Tujuan orangtua menyekolahkan biar anak mengerti, dari mereka nggak bisa supaya bisa. Tapi faktanya kebanyakan, kalau bertemu murid loadingnya lambat jawabannya mengeluh. 


 


lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar