[recent]

Recent Post

3/recentposts

Review Film Mereka Yang Tak Terlihat - Anak Indigo juga Tidak Tahu Kematian Dirinya Sendiri

2 komentar

 


Buat kamu pecinta film horor kearifan lokal, film Mereka Yang Tak Terlihat bisa menjadi pilihan yang cocok untuk mencoba adrenalin kalian. Film yang diproduksi oleh Rumah Produksi Skylar Pictures rilis tahun 12 Oktober 2017 lalu mendapatkan rekor MURI dengan karakter makhluk astral terbanyak. Film produksi Skylar Pictures itu memuat sekitar 67 maskhluk astral dengan berbagai rupa.

Walau ini sudah menjelang akhir tahun 2020, tidak ada salahnya bukan, menjadikan film Mereka Yang Tak Terlihat menjadi tontonan kalian akhir tahun.

Detail Film Mereka Yang Tak Terlihat

Genre

Drama, Horor

Sutradara

Billy Christian

Rumah Produksi

Skylar Pictures

Penulis Naskah

Billy Christian

Produser Film

Aswin Siregar, Devi Monica

Tanggal Rilis

12 Oktober 2017

Durasi Film

1 jam 35 menit

Negara asal

Indonesia

Pemeran

 

Sophia Latjuba, Marian Oentoe, Bianca Astrid, Roewina Umboh, Dayu Wijayanto, Estelle Linden, Frisly Balqis, Aliyah Faizah

 

 

Mereka yang Tak Terlihat

Film Mereka Yang Tak Terlihat memiliki tiga bagian sudut pandang cerita. Menceritakan permasalahan yang kerap terjadi di kehidupan manusia pada umumnya.  

Menceritakan kehidupan keluarga janda memiliki 2 anak perempuan, bernama Saraswati diperankan Estelle Linden dan Adiknya bernama Laras diperankan Bianca Astid. Umur mereka terpaut 5 tahun. Sepeninggal Ayahnya, Ibunya bernama Lidya diperankan Sophia Latjuba bekerja banting tulang membuat kue untuk dijual demi kelangsungan hidup mereka.

Saras anak sulungnya memiliki kemampuan bisa melihat makhluk halus, hal ghaib lainnya yang tidak dimiliki Ibu, bibi dan adiknya. Kemampuan itu mulai ia rasakan saat dia berusia 7 tahun, ketika neneknya meninggal dunia dan selesai dimakamkan. Malam harinya ia menjumpai nenek ada di kamarnya saras.

Memasuki usia remaja, kepekaannya semakin bertambah. Ia semakin sering menjumpai makhluk halus di setiap tempat yang ia temui.

Kejadian itu bermula saat buku Saras ketinggalan di sekolah, sedangkan besok ada ujian. Terpaksa Saras harus mengambilnya malam itu. Ia mendatangi gedung sekolah bersama adiknya, selesai mengambil buku di loker kelas, perjalanan menuju gerbang sekolah, ia terjatuh dan berhadapan dengan hantu botak menakutkan. Dari sinilah mulai bermunculan hantu beraneka ragam yang dilihatnya.

Kejadian di sekolah malam itu adalah awal Saras semakin sering melihat mereka yang tak terlihat. Hal itu membuat saras pusing, stres. Dan Ibunya tidak mempercayai kemampuan istimewa yang dimilik Saras. Sekalipun ia menjelaskan hal yang sebenarnya, tetap tidak akan percaya.

Saras mulai membiasakan diri melihat, mendengarkan mereka yang meminta pertolongan darinya sampai jin yang sekedar mengganggunya.

Kelebihannya Untuk Membantu Orang Lain

Saras memiliki teman dekat selama di sekolah, namanya Adit. Ia adalah satu-satunya teman yang bisa memahami kondisi Saras berbeda dengan teman-teman pada umunya.

Tiba hari itu Adit tidak masuk sekolah. Saras berusaha menghubungi keluarga adit untuk mencari informasi, namun nihil hasilnya. Justru Adit mendatangi kamar Saras dan menunjukkan kepalanya terpotong bercucuran darah lewat mimpi Saras.

Lewat mimpi itu Saras pergi ke rumah Adit dan ternyata kosong, Adit sekeluarga menginap di Bandung. Saras memberanikan diri pergi ke Bandung menggunakan kerata. Sesampainya di gerbang rumah Adit, Saras merasakan kejadian menyeramkan lewat penerawangannya di dalam rumah itu. ia bisa melihat kejadian buruk yang menimpa adit  di waktu itu.

Dari kejadian itu Saras mulai mengerti alasan Adit menemuinya lewat mimpi, Adit ingin meminta bantuan pada Saras untuk membeberkan penyebab kematian Adit pada keluarganya.

“Orang yang terdekat sekalipun bisa memangsa kita kapanpun tanpa kita sadari, karena manusia bisa menjadi makhluk yang lebih menyeramkan dari makhluk lainnya”.

“Kita harus menjalani setiap hari, seperti hari esok seakan tak ada lagi”.

Seiring bertambahnya umur kepekaan Saras bertambah, sudah terbiasa melihat arwah. Saras memiliki dua teman yang tidak kalah heboh, dan mereka tidak mempermasalahkan kemampuan Saras.

Karena kemampuannya, Saras bisa membantu temannya. Saat saras dan teman-temanya makan bakso di tempat. Saras menyaksikan makhluk gaib berkeliaran di meja makan bertujuan melariskan teman makan tersebut

Mama Hanya Ingin Yang Terbaik Untuk Anak-anaknya

Saras bertanya pada mamanya apa bisa membelikannya HP baru, karena hpnya sering nge-hank. Dan jawaban mamanya judes. Padahal kalaupun tidak mampu, Saras juga tidak marah.

Teman-teman Laras datang ke rumah, bermain permainan jalangkung. Saras terlambat menghentikan adik dan teman-temannya, arwah gaib itu sudah datang semua. Saras pun menjadi korban kerasukan. Ibunya menganggap saras Sedang mencari perhatian padanya, karena mamanya tidak ada uang untuk membelikan HP baru.

Meskipun tante Rima sudah membicarakannya pada Lidya bahwa kejadian itu adalah reaksi karena tekanan yang dialaminya. Tetap saja, mama menganggap itu hanya akal-akalan Saras saja.

Kasih Sayang Kakak Pada Adiknya

Walaupun Saras sendiri ingin memiliki hp baru. Dia lebih memilih mengalah pada adeknya sendiri, diam-diam dia mengumpulkan uang dengan berjualan kecil-kecil  di sekolah sampai akhirnya terkumpul dan membelikan adiknya handphone baru.

Saras kembali kerasukan saat di rumah. mamanya jutru jengkel melihat kelakuan Saras seperti anak kecil, kemudian berubah menjadi penari. Sampai arwah nenek memasuki tubuh Saras dan mengatakan pada Lidya bahwa dia harus bisa menerima kelebihan yang Saras miliki karena itu sudah turun menurun di keluarganya. 

Kemampuannya Sebagai Jembatan Maaf

Saras dan kedua temannya makan di kantin, melihat temannya pacaran yang cewek berkulit hitam dan si cowok ganteng putih. Ternyata ada jin yang menutupi mata si cowok sehingga bisa tergila-gila.

Saat di kamar mandi sekolah, Saras di goda dengan kejadian cukup mengerikan. Pecahan kaca berserakan muncul penampakan hantu perempuan berambut pajang memakai seragam sekolah.

Ternyata hantu perempuan itu adalah siswa perempuan  korban bullying satu sekolah, dan ingin bercerita meminta bantuan padanya. Di perpustakaan, ia kembali menggangu Saras kemudian menampakkan dirinya.

Hantu perempuan itu bernama Dinda, menceritakan sosok kehidupan bahagia bersama ibunya. Semua tentang Ibunya adalah kebahagiaan tiada tara, Dinda adalah separuh nyawa dari ibunya. Sayang, kasih sayang yang ia dapatkan di rumah, berbanding terbalik dengan yang ia temukan di sekolah.

Dinda ingin sekali menjadi teman Citra, cewek terpopuler satu sekolah. Dinda melakukan segala cara untuk bisa menjadi bagian darinya dari mulai mengerjakan tugasnya, melayani mereka.  Kesedihan yang dirasakan di sekolah diketahui Ibunya lewat baju seragamnya ada bercak noda tumpahan es. Melihat putrinya bersedih, Ibu selalu memiliki cara agar anaknya kembali tersenyum.

Tiba hari dimana Citra memberi tahu bahwa Dinda sudah berhasil melewati ujian, dan layak bergabung menjadi bagian dari mereka. Dinda merasa sudah mendapatkan segalanya saat itu, ia sangat terlena saat Citra memintanya datang ke rumahnya untuk menginap. Ibunya sudah mencoba melarangnya, sayang dinda sudah telanjur bahagia dengan teman barunya sampai memarahi Ibunya.

Keesokan harinya di sekolah, di mading sekolah terpampang beberapa foto dinda memakai baju terbuka sedang berpose. Membuat dirinya dipandang lucu, ditertawakan seluruh anak-anak sekolah. ia mengerti itu adalah ulah Citra dan gengnya. Tidak terima, ia memecahkan kaca mading dan merobek foto tidak pantas itu. Pecahan kaca itu mengenai pergelangan tangannya berdarah parah. Ia berlari ke toilet, disanalah ia menghembuskan nafas terakhir karena pikiran dan hatinya tertekan akibat kasus bullying.

Orang yang paling kehilangan atas kepergian Dinda adalah Ibu. Ibu tenggelam dalam kesedihan berlarut-larut, kehilangan anak yang ia sayangi sejak kecil.

Saras mengerti maksud hantu perempuan itu. Saras mencari orang yang bernama Citra sebagai penyebab kematian Dinda karena kasus bullying.

Karena Saras mencoba membantu arwah yang minta tolong, ia jadi sering pulang terlambat. Mama selalu menganggapnya keluyuran tidak jelas, tidak pernah mereka berbicara dari hati kehati untuk menceritakan keinginannya satu sama lain.

“Dibutuhkan seseorang yang kuat untuk berani meminta maaf, dan seseorang yang lebih kuat untuk memaafkan”

Lokasi di bioskop, Saras mendapat firasat buruk bahwa akan terjadi kecelakaan motor, bahaya itu ia yakini terjadi pada kawan dekatnya. Ia meminta temannya untuk menolak anjakan teman laki-lakinya.

Firasat buruk semakin kuat sesampainya ia dirumah. Saras semakin yakin, bahwa itu adalah firasat buruk pada kawannya. Saras segera menyusul kawannya, menggunakan sepeda motor bersama adiknya laras.

Sayang firasat buruk itu bukan terjadi pada kawannya yang ia yakini sebelumnya, melainkan pada dirinya sendiri. Saras dan adiknya mengalami kecelakaan dan Laras tewas di lokasi kejadian.

Kematian Laras justru memicu kebencian Mama pada Saras, karena disebut penyebab kematian. Saras menyangkal mamanya menekan dia selama di rumah.

Di hari itu pertengkaran hebat Saras dan Mamanya. Saras memutuskan pindah keluar negri setelah dibentak, dianggap bukan anaknya lagi.

Setelah tujuh tahun lamanya mengembara di negri orang, Saras kembali pulang ke rumah. Hubungan dengan Mamanya masih tidak harmonis seperti terakhir kali ia bertengkar hebat karena kematian Laras.

Saras menjadi psikiater di umur 24 tahun. Pengalaman interaksinya dengan berbagai arwah membuat dirinya menjadi pendengar baik dan bisa memahami sifat-sifat manusia yang tidak bisa ditebak.

Kematian seseorang tidak ada yang tahu, walaupun sudah ada tanda-tandanya termasuk kematian Saras saat di tempat ramai karena seseorang membawa bom dalam tasnya. Sebelum kejadian itu Saras menerima telfon dari mamanya, memintanya segera pulang karena sudah menyiapkan pancake favoritnya.

Pesan yang bisa diambil

1. Komunikasi itu penting dalam sebuah hubungan apapun itu. Selama bisa diselesaikan lewat bicara kenapa harus dengan emosi?.

2. Kasih sayang tidak selalu diungkapkan atau terlihat, sejatinya manusia berbeda karakter dalam mengungkapkan. Dalam film Mereka Yang Tak Terlihat, sebagai seorang Ibu single parent berperan tidak sebatas memberikan perhatian belajar dan sekolah dan materi. Ada bentuk perhatian yang perlu dibangun bersama diantaranya kepekaan, menerima kelebihan anaknya sendiri.

3. Telahir menjadi anak indigo bukan sebuah hukuman menyakitkan apalagi sebuah penyesalan, mungkin itu jalan Tuhan agar hidup seseorang tidak begitu saja. Dalam film itu, sebagai anak indigo ia bisa lebih banyak membantu orang untuk menyelesaikan puzzle yang belum lengkap.

4. Walaupun telahir sebagai anak indigo yang bisa melihat kembali penyebab, kejadian masa lampau bahkan mengetahui kejadian yang akan terjadi nanti, tidak selamanya benar. Dalam film Mereka yang Tak Terlihat Saras keliru, jika firasat kecelakaan akan terjadi pada temannya justru terjadi pada diriya sendiri. Dan kematian dirinya sendiri juga tidak tahu walaupun dia seorang indigo.

5. Ternyata masih banyak ditemukan manusia yang menggunakan bantuan makhluk halus untuk kepentingan usahaya agar tetap laris manis itu nyata adanya walau zaman sudah berteknologi seperti sekarang ini. Kita sebagai penonton diberi tahu dan diajak berhati-hati.  


 

 

lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

2 komentar

  1. Film horror Indonesia justru lebih serem sih kalo aku pribadi karena hantu2nya familiar dan ada di sekitar kita (?) Makanya aku jarang banget nonton film horror Indo... btw aku kira itu Si Anak Indigonya gak sadar kalo udah meninggal.... ternyata aku yang salah mengartikan judul 🤣 dibaca reviewnya baru ngeh maksudnya apaan...
    Thanks reviewnya kak!

    BalasHapus
  2. halo kak alfi, salam kenal
    waah ternyata aku udah pernah nonton film ini. sedih banget sih endingnya. hubungan saras sama ibunya jadi memburuk pas mau di ending film tapi saling merindukan satu sama lain. so sad deh pokoknya . film ini cocok banget buat di tonton bareng mama dalam rangka memperingati hari ibu bentar lagi (^_^)

    BalasHapus

Posting Komentar