[recent]

Recent Post

3/recentposts

Anak-anak Terlibat Demo Anarkis, Apa Mereka Dibayar?

Posting Komentar

 

nasionalokezone.com

 

5 oktober 2020 menjadi saksi bisu jalan-jalan diseluruh negri ini, terjadi demo penolakan UU OMNIBUS LAW CIPTA KERJA. Mereka yang turun ke jalan-jalan untuk menyuarakan suara adalah para mahasiswa-mahasiswi. Kegiatan demo dengan turun dijalan memang sudah terdapat dalam aturan Undang-undang dan dibolehkan. Tapi acapkali setiap terjadi demo justru para penyusup yang tidak bertanggungjawab itu masuk untuk membuat keonaran, agar seolah-seolah demo yang tiba-tiba berubah rusuh adalah ulah para mahasiswa. Penyusup seperti inilah yang merusah citra demo yang sudah direncanakan para mahasiswa, padahal bertujuan kebaikan bersama ternyata ada oknum dengan sengaja masuk dalam barisan pendemo, dan akhirnya berita yang muncul di media adalah berita yang menunjukkan keburukan para pendemo.

Beredar video di media sosial, beberapa remaja memukuli mobil polisi. Secara logika remaja seumuran mereka paham apa tentang draft isi OMNIBUS LAW sehingga mereka ikut-ikutan merusak mobil kepolisian. Kita juga tidak bisa menyalahkan anak-anak ataupun remaja ikutan berdemo, karena sekarang media sosial menjadi waku tercepat untuk mengakses dunia luar terlebih algoritma yang digunakan di media sosial masing-masing. 

Anak-anak ikut-ikutan demo kemudian tidak tertib, bertindak anarkis, merusak fasum (Fasilitas Umum) apa mereka pantas disebut kriminal? Apa mereka sudah membaca betul isi dari UU OMNIBUS LAW? Jela tidak sepenuhnya. Lalu siapakah yang berhak disalahkan dalam kasus ini? Mari kita ulas.

 

popmama.com

Orang tua. Tanggung jawab anak masih dibawah umur masih ada di orang tuanya. Lalu bagaimana dengan mereka yang orang tuanya pekerja tidak bisa mendampingi waktu bersama anaknya? Mau bagaimanapun kondisinya tugas mendidik sepenuhnya kembali kepada orang tua tidak bisa diserahkan begitu saja di guru sekolah.

Pada fase zaman ini, orang tua yang bekerja tidak bisa hanya Ayah, Ibu harus juga bekerja, karena tuntutan zaman. Zaman kebutuhan dan perlengkapan hidup semakin mahal tidak terkendali harganya. Sebagai pengorbanannya anak tidak ada yang mengurus, dititipkan ke tetangga, kalaupun ada waktu itu nanti malam setelah pulang kerja dan tanggal merah. Sebagai dampaknya, tak sedikit remaja terlibat kasus dari mulai pelecehan seksual, pembunuhan, kriminalitas salah satunya ikut-ikutan demo anarkis.

Tapi kembali lagi kita harus berkaca sebenarnya apa tujuan hidup yang dikejar di dunia? Tidak lain adalah ketenangan dan kenyamanan keluarga sendiri, ya salah satunya kesuksesan sang anak. Dan kalian yang mengaku umat beragama tentu diajari untuk bersyukur atas segala kenikmatan yang Tuhan berikan. Berapapun rezeki yang tuhan kirimkan lewat segala hal yang tidak terkira semua memiliki maksud yang tidak terduga, hanya saja kadang sebagai manusia kita apalagi orang tua terlalu terlena dan berambisi untuk menjadi terdepan dalam hal materi sehingga mengabaikan harta emas yang sudah Tuhan kirimkan. Iya anak-anak mereka sendiri.

 

qlausa.com


Media sosial. Gawai menjadi penunjang performa dalam kehidupan generasi fase ini, informasi tercepat dan terbaru bisa mudah diakses hanya satu ketukan, jika gawai didukung pulsa internet. Melalui media sosial berita aktual dengan mudah didapat tanpa menunggu persetujuan lebih dulu. Itulah hebatnya media sosial.

jabarnews.com


Guru. digugu dan ditiru begitulah semboyan orang-orang dulu terhadap sosok guru. guru hanya akan ditemui di sekolah? tidak, guru bisa dijumpai dimanapun kita berada, bahkan seorang kakek tua renta berjualan es krim keliling bisa disebut guru. kok bisa? Iya, kadang tidak kita sadari memang, sebuah momen yang tidak pernah dijelaskan oleh orang tua, karena doktrin yang terus diceritakan adalah guru  itu ada di sekolah. Dari pekerjaan kakek tua renta tadi, ada pelajaran yang bisa dipetik bahwa kita tidak boleh bergantung pada pertolongan orang lain, harus bisa mandiri, tetap sabar dan rendah saat ada pembeli cerewet. Disitulah ilmu kehidupan bisa didapatkan anak-anak, dan orang pertama yang mengajarkan itu adalah orang tua bukan guru. Guru hanya bersifat estafet dan pendampingan.  

 

postmetropadang.co.id


Lingkungan masyarakat. sekelompok orang yang hidup secara berdampingan setiap harinya disebut masyarakat. keluarga pendidikan pertama, sekolah pendidikan kedua, nah ketiga adalah masyarakat, kok bisa? Memang begitu rantainya, di dalam masyarakat tidak akan ada belajar membaca, menulis, presenstasi, membersihkan dan merapikan barang yang benar, melainkan belajar mempertajam emosi, kepekaan dalam bekerja sama, menganilisis berbagai karakter orang baru sampai belajar menguraikan masalah dan menemukan solusi bersama.

Di dalam masyarakat mereka bisa sekaligus belajar mengenai akhlak dengan orang yang lebih tua. sekelompok orang-orang itula bisa menjadi juri segala tindakan seseorang bilamana tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berdalam dalam masyarakat itu. walau terkadang menyakitkan, ya itulah resiko hidup bersosial saling membutuhkan.

Mengenai anak-anak yang ikut-ikutan demo turun ke jalan dan merusak fasum, masyarakat juga memiliki hak untuk ikut atau melarang. Kondisi sosial anak-anak selama pandemi jelas lebih banyak dirumah yang dekat masyakat namun juga tak bisa dipungkiri gawai yang mereka pegang menjadi hak prerogatif bagi mereka jika ada informasi yang cepat masuk.

Maka tidak heran jika ada pemberitaan sekelompok pendemo yang diamankan kepolisian berasal dari kampung....tapi tetangga kanan-kirinya tidak mengetahui. Bisa jadi dalam kampung tersebut sudah berkurang rasa kepo alias kepedulian antar warganya, karena kehidupan yang dianggap sudah berubah.

Semua faktor diatas adalah saling terikat, tidak bisa hanya menyalahkan salah satu darinya. Tidak semua anak-anak, remaja yang turun ke jalan hanya karena ikut-ikutan, bisa karena teprovokasi, atau memang mereka sudah membaca berita itu dari sumber-sumber media yang sudah tervalidasi kebenarannya. Jikalau mereka itu pendemo bayaran itu bisa jadi ada oknum-oknum yang sengaja menginginkan adanya keributan.



lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar