Kembali ke mode julid ya kawan wkwk. Mengamati keadaan sekitar lalu mengkorelasikan satu sama lain sambil mengingat kejadian-kejadian sebelumnya membuat diriku berfikir dan bertanya-tanya. Apa iya hidup ini harus diatur sedemikiran rupa?.
Ide ini terbesit saat naik motor arah menuju pulang sekitar setengah jam 8 malam. Jarak rumah orangtua ke rumah suami ditempuh 10 menit saja. Tapi kali ini rute aku harus muterin jalan karena jalan utama lagi ada penutupan acara pasar malam dadakan. Yah dimaklumin nggak setiap hari juga.
Tapi tapi gara-gara aku muter rute jalan, terbesit lah beberapa fakta di lingkungan tempat tinggalku apa aja ya?
Meminta Sumbangan Saat Penutupan Jalan
Penyebab jalan ditutup sepenuhnya bisa jadi acara desa, acara keluarga, pemotongan ranting pohon trotoar jalan raya atau pengaspalan/beton jalan. Tapi penutupan jalan harus memberikan jalan alternatif bagi pengguna kendaraan. Melintasi rute lain atau melewati jalan perkampungan.
tapi kenapa tiap ada penutupan akses jalan raya, selalu ada oknum warga meminta sumbangan uang kepada pengedara? Sudah mengerti jalanan merambat karena akses jalan menyempit kok menyempatkan meminta sumbangan ke pengguna terutama pengendara mobil. Kadang oknum itu sedikit memaksa meminta uang.
Jadi kasihan melihatnya jalan sekecil itu harus simpangan dua mobil. Warga yang membantu lalu lintas sedang merambat itu bila tidak diberi uang receh kadang tidak diberikan akses jalan. Pernah kejadian aku melintasi jalan sedang dilakukan beton separuh jalan, sengaja ditutup jalan separuh itu dengan diberi palang kayu. Baru dibuka kalau mau lewat dengan memberi uang ke penjaga palang kayu tadi.
Harusnya tanpa dijaga pun, pengguna sudah tahu itu jalan sebelah sedang perbaikan. Ya pasti lewat sebelahnya. Bukan sebelahnya ikutan ditutup untuk mendapatkan uang receh.
Bagi pengguna yang tidak mau ribet yaudahlah kasih aja cuma 5000 aja, toh nggak tiap hari. Ini bukan perkara uang 5000 doang, tapi soal mental oknum warga sengaja memanfaatkan sebagai pekerjaan sampingan.
Apakah ditempat kalian sering terjadi?
Tukang Parkir di Tiap Toko
zonapekan.com
Siapa yang memilih puter balik cari minimarket lain hanya karena ada tukang parkir di depannya? Salah satunya aku sendiri. Faktanya di depan minimarket itu sudah tertulis jelas parkir gratis supaya tidak mengkhawatirkan pembeli.
Niat pergi ke minimarket cari 1 barang berangkat naik sepeda motor. Sampai tempat ternyata barang yang dicari nggak ada, keluar minimarket sudah diberi tanda prit prit. Katanya ucapkan terima kasih aja tidak perlu memberikan uang ke tukang parkir. Iya, tapi tatapnya itu sinis kayak mau nerkam, belum lagi bisa diberi umpatan yang jelek-jelek. Padahal nggak dapat barang yang dicari. Itu baru satu tempat, belum tempat selanjutnya. Barang belum didapat sudah bayar parkir berkali-kali.
Aku lebih setuju tukang parkir itu hanya ada di toko-toko atau sepermarket besar dimana lahan parkirnya terbatas tapi pengunjung selalu ramai silih berganti. Nah disitu tukang parkir pasti berperan banyak membantu pengendara kendaraan.
Rasa-rasanya keberadaan tukang parkir ini mulai meresahkan. Di minimarket ada tukang parkir. ada warung nasi tempatnya di kampung, larisnya masyaallah apalagi jam makan siang tiba-tiba muncul tukang parkirnya.
Polisi Cepek Tiap Tikungan Jalan
zonaberbagi.com
Apakah pengguna kendaraan sekarang makin susah tertib di jalan raya? Sampai tiap perempatan, pertigaan harus ada polantas. Keberadaan polisi cepek ini kadang sangat membantu kadang memperkeruh kondisi jalan. Ada beberapa polisi cepek yang lihai mengatur arus kendaraan dan aja juga polisi cepek yang tidak paham mengatur jalan justru membuat kemacetan panjang.
Ada juga tukang becak maaf sudah sepuh banget jadi polantas. Kasihan melihanya, bisa jadi orang-orang sudah jarang menggunakan becak jadi sepi. Untuk menyambung hidup dia menjadi polisi cepek yang berdiri di tengah jalan untuk mengatur jalan demi uang receh 2.000 untuk bertahan hidup. Demi uag 2.000 dia rela bertaruh nyawa berdiri di tengah jalan raya.
Aku melihatnya seolah dua mata pisau. Satu sisi polantas diperlukan saat jalan ramai, saat jalanan sepi yang sebaiknya tidak ada, bukan malah dijadikan ladang mata pencaharian tetap. Justru polaisi cepek ini ada shift bergantian seperti orang kerja. Kalau wilayah itu sudah miliknya, orang lain tidak boleh menggantikan posisinya.
Ada polisi cepek di wilayah tempat tinggalku. Lokasinya di perempatan jalan. Dia mulai berdiri di tengah jalan pukul 6 pagi dengan pakai rompi hijau. Yang bikin aku tercengang adalah polantas itu sepeda motornya baru. Dalam hati masyaAllah jadi polantas bisa nyicil sepeda motor baru, apalah hamba.
Gimana kalian sudah pernah mengalami ketiganya itu? Kalau sudah, selamat kalian benar-benar di Indonesia. Jangan kaget apalagi heran. Tiga kondisi diatas menunjukkan rendahnya kepercayaan, saling tolong, rasa empat sesama meski tidak saling mengenal. Padahal dalam ajaran agama kita semua bersaudara dimanapun lokasinya.
Ambil contoh berkendara di jalan raya. Ada pengedara lain mau menyebrang. Apa yang terjadi? Apa pengendara langsung berhenti mengutamakan kendaraan di depan? Oh tentu tidak. Justru buru-buru membunyikan klakson kencang-kencang, menyalakan lampu hazard sebagai tanda sebentar aku lewat dulu jangan ditahan.
Adab seseorang akan terpampang jelas di jalan raya. Seperti tercantum pada sila 2 pancasila: Kemanusian Yang Adil dan Beradab. Seseorang bisa kehilangan adab bila soal kepentingan perut individu.
Kondisi diatas mau tidak mau sudah mulai dilestarikan bahkan dinormalisasikan. Apakah ada yang protes? Tidak ada, karena semua lapisan masyarakat sudah disibukkan kondisi perut masing-masing. Sekalipun penolakan itu pun tidak ada pembelaan. Ketidakbenaran bisa dinormalisasikan karena keadaan.
Entahlah puyeng juga dengan fenomena ini, karena pada kondisi tertentu keberadaan mereka bukannya membantu tetapi justru memperumit keadaan aka jadi tambah macet
BalasHapusapalagi kalau parkir, giliran bingung cari parkir mereka ga muncul eh giliran mau pergi, prit, peluitnya bunyi, hadeh asli nyebelin banget
Ya tuhan, benar deh kak. apalagi aku mahasiswa kan kadang beli makanan cuma lauk itu 5000, eh udah bayar uang parkir 2000. kan gimana ya mau gak dikasih juga gak enak. padahal cuma jarak dekat. kalau sehari sih gak papa tapi kalau hampir tiap hari ya banyak. jadi kadang mendiing beli ke tempat yang gak ada tempat parkit
BalasHapusMengalami juga kak..bukti bahwa memang aku benar2 tinggal di Indonesia! haha... Asli sering kesel juga tapi kadangkala kesel / emosi sendiri tanpa penyelesaian, jadi bikin pusing..hiks..
BalasHapusHehehe inii harus sedih apa ngakak ya? Utk yg hidup di kota besar ini sebuah kewajaran sih krn sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Malah teman saya bilang mending kasih noceng drpd mobol baret, servisnya malah jutaan
BalasHapusEhhmm bingung juga sih soal ini. Kalau buat motor mungkin annoying ya, apalagi kayak tukang parkir itu aaahh nyebelin banget. Tapi bagi pengendara mobil, sebenarnya ini mutualisme. Sekarang kan jalanan udah rame banget, apalagi di kota besar tuh, nah fungsi orang-orang ini tuh sbeenrnya ngambil peran yang cukup penting juga lho
BalasHapusGara-gara ada parkir dadakan, seringkali bikin males kemana-mana pake kendaraan. Akhirnya milih njajan di tetangga sekalian say hi. Hehehe... Yg bikin gregetan itu ada penutupan jalan tapi masjh di tarik, misal acara nikahan atau duka. masak iya harus viral dulu baru stop.. 😅
BalasHapus