[recent]

Recent Post

3/recentposts

Haflah Wisuda TK sampai SMA Jadi Pro Kontra Orangtua

9 komentar

 

Awal bulan juni 2023 viral berita wisuda sekolah dari Pra, SD, SMP sampai SMA yang menelan biaya tidak sedikit untuk mengikutinya. Tahun lalu berita ini tidak seberap mencuat karena tidak semua tingkatan mengadakan wisuda menggunakan toga.

Kasus ini bermula dari para orangtua berseliweran di tiktok membuat vt tentang “tidak usah lah acara wisuda-wisuda anak TK mending uangnya untuk lanjut jenjang pendidikan” begitulah intinya. Hal itu ternyata tidak dirasakan satu dua walimurid saja, banyak orangtua setuju kondisi wisuda berbayar justru memberatkan ekonomi orangtua.

“Harusnya wisuda untuk orang yang sudah menyelesaikan penelitian” omongan salah satu pendengar radio suara surabaya. Hakikatnya orang yang di wisuda dulu hanya tingkat universitas yang sudah menyelesaikan penelitian, tapi sekarang anak SD ada wisuda hmmm.

Bagi pendukung setuju adanya wisuda karena tidak semua anak bisa merasakan wisuda di tingkat universitas. Misal tingkat SMA mengadakan wisuda ya sah-sah saja. Karena bisa jadi dia tidak bisa lanjut kelas universitas dan tidak merasakan di wisuda.

Aku jadi teringat seris A+, kepala sekolah dalam series tersebut berkata “Separuh dari dunia pendidikan adalah bisnis”. Benar adanya, pendidikan tidak murni jasa untuk zaman sekarang, ada badan yang harus dirawat, ada materi yang harus diraih. Jadi bukan tidak mungkin wisuda jadi bahan nyicil keperluan sekolah yang belum terpenuhi.

Jadi Apa Solusinya?

Adakanlah pentas seni sebagai ajang unjuk bakat masing-masing anak, menunjukkan kepada orangtua iniloh hasil belajarku selama berapa tahun di sekolah. Membuat karya seni yang bisa dipertontonkan, kalaupun itu berbayar orangtua tidak akan keberatan.

Pentas seni tari, drama musikal, grup musik, grup al banjari dsb yang mana menunjukkan bakat para siswa.

Wisuda Apa Yang Harusnya Untuk TK Sampai SMA?

Wisuda alquran dong. Kalian pasti sudah pernah dengar haflah akhhirussanah dan khotmul quran di berbagi sekolah-sekolah. Eits haflah ini tidak pakai baju toga dan printilannya. Peserta wisudawan memakai busana muslim dan mengenakan slempang menunjukkan kriteria wisuda apa.

Rangkaian acara dimulai dengan baca bersama-sama surat at takatsur sampai alfatihah dan al baqoroh ayat 1-5 tanpa melihat alquran. Dilanjut acara tanya jawab materi hafalan surat pendek, ghrorib dan tajwid.

Wisuda alquran terbagi dua: wisuda tartil dan tahfidz sesuai juz yang dihafalkan.

Di tempat aku berkhidmat me-wisuda 29 tartil dan 2 tahfidz juz 30.

Sesi paling ditunggu para undangan dan walimurid adalah  imtihan (uji publik) dimana siswa akan ditunjuk random oleh penguji untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Pertanyaan tidak hanya dari penguji, para tamu undangan dan walimurid bebas bertanya kepada peserta yang mana saja. Perlu digarisbawahi tidak ada kongkalikong antara penanya dan yang ditanya. 

sesi ditanyai penguji

Harusnya wisuda alquran inilah yang ditampilkan diatas panggung bukan wisuda pakai toga-toga sambil mengganti posisi kuncir #ehkompor.

masyaAllah wisuda alquran ini bukti belajar anak-anak dalam satu tahun itulah yang didapat. Oh ya aku mau curhat ditempat aku berkhidmat ini posisi ku sebagai pendamping BTQ, aku merasakan ada ketidaksukaan acara imtihan anak-anak alquran. Mohon maf ya, aku merasa seolah tidak suka dengan pencapaian tim BTQ.

Terselenggara dan suksesnya acara ini bukan untuk BTQ saja melainkan menambah nilai plus sekolah. Biasalah ditempat kerja ada yang suka dan tidak suda? Tapi kalo ini tidak sukanya dengan anak-anak Al quran kan gawat? Ini alquran lho yang dikesampingkan.

Ah sudah ah biar saja, laksanakan dengan sesuai jobdisk tunjukan pada orangtua hasil anak mereka belajar alquran selama satu tahun.

Kembali ke rangkaian acara imtihan tadi penguji diberi waktu 2 jam full bertanya sepuasnya, setelah imtihan dilanjut sesi ta’dzim. Sesi dimana kayak penghapusan dosa HUAA, penguji menguntai kata-kata terdalam soal ridho orangtua.

Kalau kalian ada di acara ini ingin menangis rasanya, wisudawan diminta menutup matanya membayangkan seoalah merasakan sakit, capek dan pedihnya orangtua memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Ah aku nggak kuat menuliskannya, aku merasa cengeng. 

sesi salam ta'dzim

Setelah itu wisudawan diminta membuka mata, mengambil setangkai bunga mawar lalu bergerak mencari kedua orangtua mereka memeluk orangtua dan meminta maaf. Ah asli derai mata tanpa kepalsuan disinilah tempatnya.

Salam ta’dzim sebagai pegingat anak-anak wisudawan betapa sayang dan cintanya orangtua kepada mereka tanpa terkecuali.

Oh haflah alquran ini bukan untuk anak kelas 6 saja, anak yang sudah menyelesaikan alquran atau hafalannya meski belum kelas 6 tetap ikut haflah.

Lho itu kan SD, TK ada wisuda alquran? Eits ada lah, kalo jenjang TK minimal sudah jilid 3 bisa melaksanakan haflan. Caranya? Anak-anak TK tampil diatas panggung membaca bacaan di jilid 3 secara acak didepan orangtua mereka.

masyaAllah begitu bangganya orangtua menyaksikan mulut malaikat kecil mreka tegas melafadzkan ayat alquran.

Aku, kamu dan kalian jangan sampai meninggalkan alquran ya, apalagi mengesampingkan alquran.

Jadi wisuda sekolah atau wisuda alquran? Kalo bisa dua-duanya kenapa enggak. Akhirar diraih, dunia pun diraih.

 

 

lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

9 komentar

  1. Separuh dari sekolah adalah bisnis. Aku setuju kali dengan kalimat itu yang memang menggambarkan kondisi pendidikan di banyak sekolah di Indonesia saat ini.
    Sebagai seorang siswa SMP yang juga pernah mengajar anak TK, sekolah kami sebelum adanya viral di media sosial karena wisuda, Memang sebelumnya tidak mengadakan acara wisuda di sekolah. Hal ini dikarenakan mengingat banyaknya kondisi ekonomi yang kekurangan di kalangan orang tua, yang tidak memungkinkan sekolah untuk memberatkan wali murid dengan berbagai iuran untuk wisuda.

    BalasHapus
  2. Menurut saya, acara wisuda ini memang positif. Apalagi jika ditambah dengan penampilan anak-anak. Itu setidaknya bisa memberikan gambaran bagaimana perkembangan mereka. Namun, tidak setuju juga dengan yang harus keluar biaya mahal. Karena ekonomi setiap orang tua tidak sama. Alangkah baiknya ada musyawarah yang merata, tidak hanya dari usulan komite sekolah saja.

    BalasHapus
  3. Kalau sekolah Islam iya, Kak. Aku di Jakarta, anakku SMP Islam, lulusan ada 2 acara: haflah akhirusannah dan wisuda tahfidz. Kalau yang SMA karena SMA Negeri enggak ada karena sekolah umum kan. Jadi acaranya 'Pelepasan Siswa' formal dari sekolah, pakai baju siswa jas - siswi berkebaya, dikalungkan medali/pemberian piala/piagam, lalu acara dari komite non-formal, tasyakuran: baju toga -tanpa ada maju satu-satu- untuk keperluan foto saja.
    Kalau soal biaya yang SMP karena swasta jadi semua ikutan...
    Kalau SMA Negeri, enggak ada kewajiban, bayar 750 rb (bisa dicicil dari kelas 11) kalau enggak sanggup boleh sesanggupnya/tidak membayar, dana sebagian besar dari donatur

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah kami memilih sekolah yang se-visi dengan pendidikan di rumah.
    Tk dan SD wisuda yang tidak memberatkan kak
    Pernah di kelas 4 si sulung dan anak kedua wisuda tahfidz.
    Nah setelah kelar SD si sulung belum masuk sekolah formal. Banyak faktor kak.
    Hingga saya memutuskan home schooling buat si sulung.

    BalasHapus
  5. Terbayang bagaimana harunya momen wisuda Al-Qur-an begini. Diselenggarakan secara sederhana namun memberi pengalaman mendalam yang tersemat dalam ingatan anak-anak serta orangtua kelak. Kalau dikatakan pendidikan adalah bisnis, sebagai yang besar dari ayah seorang tenaga pengajar, bisa dikatakan begitu. Maka nggak bisa sih orangtua menyerahkan urusan pendidikan hanya sampai memilihkan sekolah saja.

    BalasHapus
  6. Kalo saya sih, tergantung budget yang dianggarkan sekolah ya.
    Kalo terjangkau, tak apalah wisuda, itung-itung syukuran anak selesai tahap tk.
    Tapi kalo biayanya melambung tinggi bersama mimpi, ampun dah...
    Kasian ortu, mana mikirin biaya mau masuk sd lagi, beserta seragam dan buku2.
    Anak kakak yang bersih-bersih di rumah saya diminta sekolahnya dua jutaan buat wisuda tk, pusing dia, mana wajib lagi katanya.
    Ngalah-ngalahin wisuda perguruan tinggi saja

    BalasHapus
  7. Nah saya setuju nih kalo wisudanya diadakan sesudah siswa diuji. Luar biasa loh wisudaan Al-Quran begini, emang bener-bener ada ujiannya. Kan hakikatnya wisuda itu perayaan dan penanda, puncak acara dari semua waktu, energi, dan kerja yang telah dilakukan untuk mendapatkan kualifikasi tertentu.

    Saya produk jaman jadoel, perpisahan itu ya pentas seni, pentas siswa. Ga pake baju2an, toga-togaan. Lagian toga kan memang baju para scholars, ya ada kualifiaksi tertentu sehingga layak pake baju itu.

    BalasHapus
  8. Akuu sangat setuju sekali biar kelak kuliah ada gregetnya pake toga dan berusaha mengejar biar lekas lulus pakai toga (gusti yeni)

    BalasHapus
  9. Pernah lihat postingan di medsos katanya tradisi wisuda itu dari Islam. Saya jd teringat dulu ketika mondok dapatnya syahadah jd setiap berhasil menyelesaikan satu fase diwisuda. Sebenarnya maknanya dalam, agar anak yg diwisuda itu betul2 mengkhidmati ilmu yg diperolehnya. Namun jika wisuda cm buat tren sangat disayangkan ya buang2 uang.

    BalasHapus

Posting Komentar