[recent]

Recent Post

3/recentposts

4 Macam Insecure Dalam Diriku

9 komentar

 

Hai manusia yang nggak pernah puas segala hal? Sudah melakukan hal apa saja seminggu ini? Memegang hakikat manusia itu tidak mudah ya ternyata, punya klasifikasi sifat bermacam, punya kemampuan tidak bisa diukur. Rasa-rasa manusia tidak ada kepuasan, selalu ingin lebih, ingin jadi terdepan. Ingin terlihat hebat dimata orang? Ingin diakui sebagai manusia sempurna? Intinya menonjolkan dirinya harus lebih baik dibading orang lain.

Inscure atau lebih sering menybutnya minder jadi alasan manusia tidak mau berkembang. Hayo siapa yang pernah merasa insecure? Ah pasti semua pernah merasakan di fase ini kan ya.

Apa itu insecure? Perasaan tidak cemas, ragu atau kurang percaya diri sehingga membuat merasa tidak aman. Akibatnya orang yang insecure bisa saja merasa cemburu, membanding-bandingkan dirinya dengan oran lain berujung berusaha mencapai target apa yang dimiliki orang lain.

Kali ini aku mau curhat beberapa insecure aku saat melihat orang lain terlihat “wah” dalam pandanganku.

Punya profesi utama dan bisa ngaji

Maksudnya ada salah satu teman profesinya arsitek, dokter tapi masyaAllah ibadahnya tekun tidak pernah lepas. Apalagi baca alquran merdunya masyaAllah. Kalau berkaca diri sendiri, berasa hina diri ini. Dapat cuan pun dari mengaji, lah mereka menggunakan ngau full untuk ladang pahala. Insecure deh, terus apa yang bisa kubanggakan?.

Tapi aku sadar sih semua sudah digariskan Tuhan. Barangkali emang jalanku saat ini adalah melalui bacaan Al Quran mungkin suatu saat nanti keahlianku yang lain bakal muncul seiring waktu.

Tidak bisa nulis dan ngomong lancar

Entah ini keturunan atau faktor alam sekitar. Gaya bicara aku itu belibet minta ampun. Padahal kalau lagi sendiri suka ngomong sendiri dan ngomong sendiri itu lancar tapi kalau ngomong sama teman-teman belepotan nggak karuan. Wajar nggak sih kalau ngomong pas banyak teman bisa belibet. Lah kadang aku Cuma berempat lagi nongkrong itu pun ngomong bisa belibet. Bisa dikatakan gagap mendadak.

Alhasil insecure lihat teman, rekan kerja, orang lain saat speak up ditengah rapat mulus lancar tanpa hambatan.

Nggak pas berbicara aja, aku pas nulis di kertas itu lama banget. Maksudnya gini, saat nulis di waktu pertama itu masih lancar nah pas udah di waktu tengah-tengah jari tangan ini jadi susah menuliskan abjad. Aku itu terkendala saat menuliskan huruf a, aku semakin lama menulis tulisan aki jadinya nggak berbentuk tulisan malah berbentuk garisan nggak jelas. Nah ini juga yang menjadikan aku insecure saat rapat di tempat kerja. Ada rekan kerja bisa sat set menuliskan hasil rembukan di kertas sesuai arahan dan tulisan pun bisa terbaca.

Sedangkan aku pilih tidak mau jadi notulen rapat karena memang aku tidak bisa menulis cepat, tulisan aku jelek tidak bisa terbaca. Daripada aku diejek dalam hati mending kuserahkan ke yang lain.

Solusinya aku menulis di note smartphone saat dimanapun tapi saat di rumah baru aku menulis di note kertas. Sembari latihan melemaskan jari agar menulis cepat. Soal berbicara yang masih gagap saat berbicara di depan orang, aku melatih berbicara sendiri sebelum tidur, saat sendirian, didepan cermin. Karena aku percaya ini pasti bisa dirubah tapi entah kapan? Yang penting terus dicoba.

Rutin melaksanakan sholat sunnah

Masyallah aku telahir Islam, dibesarkan di lingkungan Islam tapi sekarang keseharianku jauh dari Islam. Sholat 5 waktu tidak boleh ditinggalkan. Karena alasan waktu berjalan begitu cepat, kebutuhan ekonomi bertambah signifikan mengharuskan manusia bekerja keras tidak mengenal waktu. Sholat 5 waktu dikerjakan saat pekerjaan selesai bukan saat adzan berkumandang.  Eits maaf mungkin hanya aku yang teledor.

Kayaknya bener lagu qosidah jaman dulu: Shubuh kesiangan, Dhuhur ketiduran, Ashar diperjalanan, Mahgrib kecapekan.

Salah satu rekan kerja tiap jam kosong pelajaran sekitar jam setengan 9 rutin melaksanakan sholat dhuha 4 rokaat. Aku berkaca pada diriku, jam aku full dari jam 7 pagi sampai jam 11 siang mana bisa melaksanakan sholat dhuha batinku.

Astgahfirullahalzadim kalau dia bisa menjalankan sholat dhuha kenapa aku tidak? Lalu apa solusinya? “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rokaat pada permulaan siang (yakni sholat dhuha), nanti akan kucukupi kebutuhanmu pada sore harinya” hadist Qudsi diriwayatkan Hakim dan Thabrani.

Keutamaan melaksanakan sholat dhuha adalah dimudahkan mendapaat rezeki di dunia. Nah padahal ini loh yang aku cari dan aku butuhkan di dunia. Tapi kok ya aku sering tidak menunaikan solat dhuha. Aku terkecoh dengan hukum Sunnah, dulu aku mengartikan sunnah itu tidak wajib, jadi tidak dikerjakan tidak apa-apa. Ternyata aku salah Sunnah artinya bila dikerjakan mendapat pahala bila tidak dikerjakan merugi. Ya Allah selama ini aku merugi meninggalakannya.

Sholat malam? Apalagi jarang atau lebih ke susah bangun. Udah tidurnya malam, jam 3 harus bangun untuk sholat jelas nggak kelakon. Sholat malam dilakukan kalau lagi ada masalah, buru-buru ketemu Allah minta petunjuk. Giliran masalah selesai Allah ditinggalin. Astaghfirullah diriku kurang ajar banget.

Lah iya insecure aku sama orang-orang rajin bangun di sepertiga malam menunaikan sholat. Shubuh tidak kesiangan. Kalau orang lain bisa kenapa aku nggak?.

Manajemen waktu dengan baik

Sok ngartis, sok sibuk. Semua orang juga sibuk kerja dari pagi sampai sore. Belum lagi sekarang orang-orang punya double kerjaan jadi content creator malamnya harus buat konten plus editingnya sendiri. Kebayang nggak sih sibuknya. Emang sempat baca quran? Sempat bersih-bersih rumah? Sempat masak untuk suami? Dan sempat-sempat lainnya.

Suka menunda-nunda? Aku banget. Niatnya bersih-bersih pas sampai rumah, eh cek smartphone dulu malah keterusan nggak kerasa udah mau 3 jam aja scroll instagram.

Sudah direncanakan besok pagi pergi ke pasar belanja. Malamnya tidur kemalaman alhasil tidak bisa bangun pagi nggak jadi deh ke pasar.

Sudah rendam baju di bak. Tinggal nunggu beberapa menit agar sabunnya meresap baru dikucek. Tinggal main hp bentar aja, akhirnya tertunda cuci baju.

Dilansir dari dalamislam.com inilah cara mengatur waktu yang baik menurut Islam

  • Hilangkan kebiasaan menunda-nunda
  • Dahulukan yang wajib
  • Selesaikan pekerjaan tepat waktu
  • Buat batasan waktu
  • Meninggalkan aktvitas yang tidak bermanfaat
  • Membuat jadwal kegiatan
  • Kurangi bersantai- santai
  •  Jangan terjebak dalam masa lalu
  • Belajar fokus pada sesuatu
  • Niatkan berubah jadi lebih baik

Muslim yang baik adalah yang tidak menyia-nyiakan waktu agar di masa depan kita bukan salah satu orang yang merugi.

Mereka tidak tertarik bergaya branded

Ada beberapa orang tertarik dan wajib mengenakan barang branded misalnya tas branded, sepatu branded, baju branded. Atau nggak perlu branded katakanlah tiap bulan baju gonta-ganti. Emang gajinya berapa sih? Emang kerjanya apa sih?.

Kalau kalian berada dalam circle orang-orang harus pakai barang branded selamat kamu masuk satu harus dilema beradaptasi ngikuti atau bertahan wkwk. Pengalaman pribadi kayaknya ya? Ya hehe. Karena aku tipikal anak suka mengamati, ada rekan kerja awal masuk kerja menggunakan tas ya bisa dikatakan bagus dan layak seiring bergantinya waktu, nah rekan satunya saat masuk kerja hari pertama mengenakan tas baru bermerek. Nah nggak lama kemudian rekan kerja yang sebelumnya ganti tas juga dengan tas branded pula.

Julid ya aku ini? Sebagai rekan rekan berhusnuzon saja barangkali itu mugkin betuk self reward pecapaiannya sendiri. Bagi dia mungkin tas branded itu sangat susah dijangkau sebelumnya, kebetulan ada rezeki dia bisa tunaikan hal itu.

Kamu hidup diantara circle suka mengamati baju apa yang kamu kenakan. Kok bajunya itu-itu aja? Nggak punya baju ta? Nah yang berkomentar itu bajunya gonta-ganti. Apa tanggapan kamu? Yuk jawab di kolom komentar.

Aku jadi ingat cuplikan kata-kata Cinta Laura di fyp tiktok, dia termasuk artis jarang berbelaja barang, lebih senang dan tertarik menghabiskan uang untuk belanja makan sehat, menggunakan uang untuk berdonasi, mendirikan yayasan untuk anak tidak mampu. Barang-barang yan dikenakan Cinta Laura harganya saat normal seperti harga di pasaran pada umumnya.

Ya kali sekelas Cinta Laura aja mengenakan barang seperlunya dan secukupnya, kita yang manusia apa ya menyebutnya mengharuskan diri terlihat wah. Untuk apa sih?.

Persoalan belanja perempuan suka kalap, apalagi keseringan scroll  live tiktok, suka, tertarik, beli. Kalau dibiarkan tentu kerugian untuk diri sendiri loh, menatap almari baju penuh sesak baju padahal dulunya adalah uang.

Kok bisa ya nggak tertarik barang branded? Owh lebih tepatnya bersyukur apa yang dimiliki. Kalau memang niatnya beli barang branded karena ketahanan umurnya dibanding barang tidak branded ya silakan, asal tidak berlebihan.

Sepertinya mindset aku harus diubah nih, keseringan lihat jualan di tiktok harus dikurangi, asal barang masih dipakai ya percaya diri aja digunakan. Hidup minimalis dengan barang yang dimiliki.

Boleh nggak sih aku insecure hal-hal diatas? Atau justru terlihat lebay. Maaf ya aku hanya meluapkan apa yang sudah aku pendam selama ini , mungkin pembaca bisa memberikan masukan. Terimah sudah membaca postingan 4 macam insecure dalam diriku

lylamanzila
Assalamua'alaikum Halo saya Alfimanzila Orang asli Sidoarjo Email: lylamanzila97@gmail.com

Related Posts

9 komentar

  1. saya termasuk orang yang kalau pun ada uang lebih, lebih memilih digunakan untuk invest kesehatan, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman seperti kursus atau traveling dan lainnya, juga memberi ke orang yang membutuhkan. Membeli pakaian yang biasa-biasa aja, karena itu kan ada habisnya, sementara kebaikan itu sepanjang hidup. beruntungnya lagi saya selalu mendapatkan lingkungan yang biasa saja dari sisi penampilan walapun mereka mampu untuk membeli yang mahal-mahal

    BalasHapus
  2. Saya cenderung introver disertai insecure juga, hahaha. Parah waktu mulai memasuki masa praremaja. Sekarang agak mending dengan cara eksplorasi potensi diri. Sip tulisannya, kak.

    BalasHapus
  3. Sayaa cuex di penampilan sayang duit kalau mesti beli.mahal2 mending buat yg lain. Saya inget pesan bapak saya dulu sejak.kecil.barang mahal kalau kita tdk cocok make kesannya murahan tp barang murah kl coxok pake kesannya mahal (gusti yeni)

    BalasHapus
  4. Setiap orang memiliki insecurenya masing2 ya kan, tapi klo utk barang branded saya juga seperti mba malah lebih nyaman beli barang yang benar2 dibutuhkan, yg penting bahannya berkualitas dan bisa digunakan bertahun2 :)

    BalasHapus
  5. Masyallah, menurut saya insecure yang kakak alami, 3 yang terakhir termasuk insecure yang baik selama cara menanggapinya baik dan juga berpacu untuk ikut melakukan hal yang sama. Untuk yang pertama, solusi yang sudah kakak lakukan sudah benar menurut saya. Memang ada beberapa hal yang butuh waktu untuk kita perbaiki, dimulai dengan menerimanya dulu.

    BalasHapus
  6. Aku juga termasuk yang suka insecure. Tapi di kemudian hari kutemukan bahwa insecure ini membuatku ga bisa maju. Btw tentang tas branded, ga semua orang beli karena gengsi. Memang tasnya kuat jadi tahan lama bisa 5-6 tahun ga ganti tas . Tapi kalau aku pribadi malah tas jarang ganti, baju jarang beli.

    BalasHapus
  7. Aku yakin semua orang punya beberapa hal yang bikin mereka insecure, tapi ga boleh berlama-lama stuck karena insecure biar bisa meningkatkan kualitas diri, fokus sama diri sendiri biar ga galau 😃

    BalasHapus
  8. Pernah insecure dan ngebuat diri jadi ga pede, terlalu lama insecure jadi ngebuat diri overthinking 😟

    BalasHapus
  9. beberapa insecure yang disebutin di atas tadi relate banget sama kehidupanku sekarang, pengen banget bisa public speaking, konsisten ngaji Al-Qur'an, dan ngelakuin ibadah-ibadah lainnya.

    BalasHapus

Posting Komentar